Aktivitas Gunung Agung sudah mengalami penurunan. PVMBG akan melakukan evaluasi terkait statusnya yang masih level IV. (BP/dok)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi ada indikasi untuk menurunkan status Gunung Agung dari level awas ke Siaga. Rencana penurunan status itu, berdasarkan kegempaan mulai menurun drastis.

Hanya saja, untuk memastikan apakah status itu benar akan diturunkan atau tidak, masih harus menunggu eveluasi yang bakal dilakukan PVMBG dengan Kementrian ESDM pada sore nanti di Nusa Dua, Badung.

Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG/BG ESDM I Gede Suartika, Jumat (20/10) mengungkapkan, secara visual kepulan asap tipis lemah dengan ketinggian 50-100 meter. Dan kadang-kadang dengan ketinggian 200-500 meter masih tetap terlihat dari puncak. Dikatakannya, di dasar kawah sampai saat ini belum ada perubahan yang berarti.

Baca juga:  Laporan KNKT Sebut Pilot dan Kopilot Batik Air Tidur saat Penerbangan

Sementara untuk kegempaan sedikit menurun hari ini dibandingkan dengan dua hari yang lalu. Karena pada dua hari lalu terjadi gempa terasa, sehingga gempa-gempa vulkanik dalam, vulkanik dangkal dan tektonik lokal meningkat. Tapi, untuk hari ini belum ada gempa terasa lagi dan kegempaan menurun.

Dikatakannya, dengan menurunnya kegempaaan ini, Kata Suartika kemungkinan akan terjadinya penurunan status dari level awas ke siaga. Hanya saja, untuk menurunkan status ini pihaknya harus lebih dulu untuk melakukan evaluasi sore ini dengan Kementrian ESDM yang bakal dilangsungkan di Nusa Dua, Badung sore ini. “Kita akan lakukan evaluasi dulu sore ini. Apakah tetap awas atau mau turun ke siaga. Keputusannya nanti ada di Nusa Dua,” tegas Suartika.

Baca juga:  Kereta Api Tak Cocok untuk Bali

Dikatakan Suartika, pertimbangan penurunan status itu berdasarkan sistim kegempaan yang terjadi dan sistem yang lainnya seperti pembengkakan yang terjadi pada gunung, asap solfatara yang selama ini dikeluarkan belum mengalami perubahan. Dan tren penurunan kegempaan sempat terjadi sebelumnya, tapi kegempaan kembali naik signifikan.

Kegempaan masih fluktuatif. Hanya saja, kegempaan belum pernah melewati jumlah kegempaan saat 14 Oktober yang mencapai 1.136 gempa. “Sekarang ini memang ada indikasi untuk turun status. Tapi apakah data itu cukup untuk menurunkan status. Yang jelas kita akan evaluasi nanti sore,” katanya. (eka parananda/balipost)

Baca juga:  Kasus Aktif Positif COVID-19 di Bali Kurang dari 35 Persen, Kabupaten Ini Catatkan Paling Sedikit Warga Dirawat
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *