DENPASAR, BALIPOST.com -Tim Cyber Crime Dit. Reskrimsus Polda Bali dipimpin Kanit Kompol Wisnawa Adiputra terus mengembangkan kasus bobol data nasabah bank yang dilakukan tersangka Boris Georgiev dan Marian Bogidarof Serafinoff asal Bulgaria. Saat ini polisi memblokir tiga bank yang rekeningnya paling banyak dibobol dengan nilai kerugian Rp 1,8 miliar lebih. Sedangkan tersangka mengaku belajar tindak pidana itu di Jerman.

Direktur Reskrimsus Polda Bali Kombes Pol. Kenedy, didampingi Kabid Humas Kombes Pol. Hengky Widjaja, Kamia (28/9) mengatakan, kedua pelaku tersebut melakukan skimming bank BUMN di daerah Lovina, Buleleng. “Kejahatan yang dilakukan pelaku ini sudah jaringan internasional dan sering dilakukan. Terkait kasus seperti ini, kami sudah tiga kali menangkap atau memproses pelaku skimming ini,” ujarnya.

Modusnya, lanjut Kenedy, pelaku menaruh hidden camera di mesin ATM, biasanya didekat nasabah menekan nomor PIN. Selain itu juga dipasan wifi dan memory card. Saat masuk ke mesin ATM, pelaku menyamar dengan menggunakan helm, topi dan kacamata. Sedangkan CCTV  yang ada di ATM ditutup pakai dompet. Setelah itu mereka menunggu dan memantau di laptop yang terhubung wifi dan hidden camera tersebut. Setiap ada transaksi, PIN korban terekam semua.

Baca juga:  Pelaku ''Skimming'' Asal Rumania hanya Dituntut Setahun

“Saat korban transaksi terutama memencet nomor PIN, terekam semua. Terbukti dari hasil pengembangab kasus ini, ada kartu ATM bodong (palsu-red) sebanyak 58. Kartu ATM ini semua sudah nomor PIN-nya,” ungkapnya.

Dengan kartu ATM bodong itu, mereka bisa menggunakan di ATM dimana saja. ATM bodong tersebut dicetak di Bulgaria.

Sedangkan hasil penggeledahan di tempat pelaku menginap di kawasan Lovina, ditemukan barang bukti uang Rp 26 juta, buku tabungan Bank Permata berisi saldo Rp 1.504.508.271, dua buku Bank CIMB Niaga masing-masing berisi Rp 240.917.150 dan Rp 90 juta. Diduga uang tersebut hasil skimming.

Baca juga:  Tiga Hari Kritis, Indra Navicula Meninggal Dunia

“Inilah canggihnya mereka, bisa ke pakai kartu ATM itu dimana saja. Yang penting sudah tahu nomor PIN-nya,” kata Kenedy.

Terkait kasus itu, penyidik telah memblokir rekening di tiga bank sebilai Rp 1,8 miliar lebih karena diduga hasil skimming. “Kami masih mendalami transferan dari mana saja itu.  Kalau sudah ketahui nomor PIN-nya, mereka bisa menguras uang korban. Alat skimming ini untuk mengambil data,” tegasnya.

Kenedy berjanji akan mengusut tuntas kasus ini. Pasalnya Bali menjadi target dari skimer ini. Mereka beraksi sekak tahun 2015 dan puluhan data ATM sudah diambil. Sedangkan laporan kasus bobol ATM ke Dit. Reskrimsus sangat signifikan. Selama 2017 ini, sekitar 45 orang melapor saldo tabungannya berkurang.

Baca juga:  Dalangi Pengiriman Puluhan Ribu Ekstasi dari Lapas Singaraja, Ode Dituntut Hukuman Mati

Jaringan pelaku sangat luas dan masih ditelusuri itu. Saat ini masih dikejar pelaku yang bawa laptop berisi data nasabah hasil curian. Dilihat dari paspornya, mereka wisatawan padahal pembobol data nasabah bank.

Dalam operasinya, pelaku menggunakan mobil sewaan. Mereka beroperasi di seluruh Bali dan Lombok. Mereka ini merupakan sindikat skimming internasional.

Seperti diberitakan, tim Cyber Crime Dit. Reskrimsus Polda Bali dipimpin Kanit Kompol Wisnawa Adiputra menggerebek ATM BNI di Jalan Raya Lovina, Buleleng, Sabtu (16/9) lalu. Di dalam ATM ditangkap dua turis asal Bulgaria, Boris Georgiev dan Marian Bogidarof Serafinoff. Diduga mereka sedang membobol data nasabah BNI lewat ATM tersebut. (Kerta Negara/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *