Pengembangan bawang merah di Bangli terkendala air. (BP/ina)
BANGLI, BALIPOST.com – Potensi pengembangan bawang merah di Kabupaten Bangli sangat besar. Berdasarkan data Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli, luas lahan yang potensial untuk pengembangan bawang merah mencapai 2.000 hektar.

Hanya saja, hingga saat ini luas lahan yang baru termanfaatkan untuk pengembangan bawang merah mencapai 1.500 hektar. Kabid Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli I Wayan Tagel Sujana mengungkapkan, bawang merah yang menjadi komoditas holtikultura unggulan Bangli, potensial dikembangkan di hampir seluruh kecamatan di Bangli. Namun dari empat kecamatan yang ada, selama ini bawang merah paling banyak dikembangkan oleh petani di Kecamatan Kintamani khususnya di wilayah kaldera Batur seperti Songan, Batur dan desa lainnya.

Baca juga:  Akhirnya, Hindu Memiliki Universitas Negeri

Dia menyebutkan dari 2000 hektar lahan yang pottensial untuk pengembangan bawang merah, hingga saat ini baru sekitar 1.500 hektar yang sudah ditanami bawang merah. “Kendala utamanya adalah air. Terutama wilayah yang ada di balik bukit. Untuk mencari sumber air di sana sangat jauh,” kata Tagel Sujana saat ditemui di ruang kerjanya Senin (14/9).

Meski demikian, dia mengatakan dari tahun ke tahun pengembangan bawang merah di Bangli terus mengalami peningkatan dengan rata-rata 40 hektar per tahun. Untuk meningkatkan pengembangan bawang merah, Dinas PKP Bangli selama ini terus memfasilitasi dan menggelontorkan bantuan ke petani bawang.

Baca juga:  Bupati Suwirta Berikan Bantuan Kursi Roda ke Nenek Ini

Bantuan yang diberikan berupa sarana produksi seperi bibit, pupuk alat pertanian seperti cultivator, traktor, penampungan air, dan gudang. Tagel mengatakan utnuk mengembangkan bawang merah, Kabupaten Bangli sejak tahun 2015 mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat.

Melalui program pengembangan baberuk (bawang, cabe, jeruk) sesuai potensi yang dimiliki Bangli, Pemerintah pusat rutin menggelontor bantuan. Melalui program baberuk ini, pengembangan bawang merah tak hanya dilakukan Dinas PKP di wilayah Kintamani namun juga di lahan-lahan sawah yang ada di tiga kecamatan lainnya terutama yang mengalami krisis air. “Luas lahan sawah yang mulai dikembangkan bawang merah sebanyak 3 hektar di tahun 2015, 8 hektar di tahun 2016 dan 9 hektar di tahun 2017,” terangnya.

Baca juga:  Air PDAM di Kediri Selatan Macet, Warga Kesulitan Air Bersih

Mengenai jenis bawang merah yang selama ini banyak dikembangkan petani di Bangli disebutkan Tagel yakni jenis local seperti Bali Karet, Biru Lancor dan Bima Brebes. Per tahunnya, produksi bawang merah di kabupaten berhawa sejuk ini rata-rata mencapai 22.500 ton. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *