Studi banding PDAM Badung ke SWRO di Gili Trawangan beberapa waktu lalu. (BP/istimewa)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Perkembangan wilayah Badung, termasuk Canggu dan kawasan selatan, membuat kebutuhan air bersih meningkat signifikan. Perumdam Tirta Mangutama atau lebih dikenal PDAM Badung menegaskan bahwa perkembangan tata ruang yang masif harus diantisipasi melalui perencanaan bisnis jangka panjang, termasuk pembangunan sistem sea water reverse osmosis (SWRO).

Direktur Utama Perumdam Tirta Mangutama, Wayan Suyasa menjelaskan, salah satu fokus utama adalah menghadapi rencana pembangunan jalan lingkar yang diprediksi menambah jumlah penduduk secara signifikan.

Baca juga:  Diskresi Kebijakan Karantina untuk Kebutuhan Tertentu

“Kondisi ini akan menjadi beban baru bagi PDAM, terutama di wilayah selatan yang saat ini hanya mampu mengandalkan sekitar 300 liter air per detik,” ungkap Suyasa pada Rabu (3/12).

SWRO menjadi opsi strategis karena air laut tersedia tanpa batas. Namun, biayanya sangat tinggi. “Air laut itu harganya sangat tinggi karena air yang diproses dari 100 persen air laut,” ujarnya.

PDAM menegaskan bahwa hasil olahan SWRO tidak bisa dialirkan melalui pipa lama yang sebagian besar masih menggunakan bahan galvanis dan memiliki titik kebocoran. Karena itu diperlukan jaringan baru yang khusus dialokasikan untuk sektor usaha dan industri. “Pipanya pasti akan pipa baru. Ini hanya khusus kita alirkan ke usaha dan industri,” katanya.

Baca juga:  Bupati Gede Dana Genjot Sektor Pertanian

Meski begitu, PDAM juga mempertimbangkan agar tarif tidak membebani masyarakat. Perbandingan dilakukan dengan model bisnis SWRO di Gili Trawangan, namun skema tersebut dinilai tidak bisa sepenuhnya diterapkan di Badung, karena karakter jaringan dan pelanggan yang berbeda.

Optimalisasi sistem Tegasari menuju Ungasan kini sedang diuji dan PDAM menargetkan tambahan suplai sekitar 70 liter per detik pada akhir tahun. Namun, PDAM menegaskan bahwa cadangan 300 liter per detik.

Baca juga:  Empat Sungai di Bali Rencananya Dipasang Alarm Antisipasi Banjir

“Namun ini tidak akan bertahan lebih dari lima tahun jika pertumbuhan wilayah selatan terus melaju,” ucapnya seraya menyebutkan, untuk memastikan keberlanjutan layanan, PDAM menargetkan kajian detail SWRO rampung tahun 2026. (Parwata/balipost)

 

BAGIKAN