SINGARAJA, BALIPOST.com – Pelaku pariwisata dan wisatawan mengeluhkan kondisi Pantai Lovina, Kecamatan Buleleng. Pasalnya, saluran drainase di kawasan ini tidak terawat hingga limbah menggenang dan memunculkan aroma tidak sedap.

Drainase ini mengalirkan air irigasi dari daerah hulu. Namun belakangan airnya tidak bisa mengalir hingga ke pantai. Karena tidak terpelihara, timbul genangan yang memunculkan aroma tidak sedap.

Putu Wira salah satu pelaku wisata di Pantai Lovina, Jumat (4/8), menuturkan kondisi genangan air di saluran drainase tersebut sudah terjadi sejak lama. Karena airnya tidak mengalir, terus menumpuk di saluran tersebut dan menimbulkan bau.

Baca juga:  2017, 20 Juta Lebih Penumpang Lalui Bandara Ngurah Rai

Diduga, limbah tersebut berasal dari saluran pembuangan limbah hotel dan restoran yang ada di sekitar lokasi itu. “Arinya tidak bisa mengalir dan tergenang dan kemungkinan terlalu lama dan ada sampah hingga memicu aroma tak sedap itu,” katanya.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng yang menerima pengaduan warga, langsung melakukan upaya penanganan awal. Bersama Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimta) dan Dinas Pariwisata (Dispar) Buleleng, bersama aparat desa dan pelaku paiwisata gotong royong membersihkan sampah dan menyedot air limbah yang menggenang tersebut.

Baca juga:  HIPMI Diminta Manfaatkan Peluang Bisnis di LN

Kepala DLH Nyoman Genep mengatakan, untuk menghindari terjadinya pencemaran bertambah parah, pihaknya bersama aparat desa dan desa pakraman mengidentifikasi kemungkinan adanya indikasi pembuangan limbah ke saluran tersebut oleh hotel dan restoran di sekitarnya. Selain itu, pihaknya melnghimbau kepada seluruh hotel dan restoran yang ada untuk mengolah limbahnya terlebih dahulu sebelum dibuang ke saluran drainase.

Sementara untuk penanganan jangka panjang, pihaknya membuat gorong-gorong, menyambungkan drainase langsung tembus ke laut. Ini bisa dilakukan dengan catatan hotel dan restoran yang selama ini limbahnya dialirkan pada drainase itu melakukan pengolahan limbah terlebih dahulu.

Baca juga:  Kemenparekraf Revisi Target Kunjungan Wisatawan

Dengan demikian, tidak ada pencemaran yang terjadi. Apalagi, Pantai Lovina juga merupakan kawasan konservasi terumbu karang. “Jangka pendek kita bersihkan dan menelusuri penyebab dan memastikan limbah itu apakah dibuang oleh restoran dan hotel di sana. Kami juga akan cek juga izin pengolahan limbah yang dimiliki oleh setiap hotel dan restoran,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *