Beberapa pramuwisata berbincang-bincang sambil menunggu wisatawan di obyek wisata Sangeh, Badung. Di tengah lesunya wisatawan yang berkunjung, pelaku usaha harus mengganggap karyawan sebagai investasi jangka panjang. (BP/dok)
MANGUPURA, BALIPOST.com – Para pengelola objek wisata di Kabupaten Badung, mulai mengeluhkan sepinya pengunjung akibat erupsi Gunung Agung. Tak tanggung-tanggung penurunan terjadi hampir 90 persen, sehingga membuat para pengelola mati kutu dibuatnya.

Seperti yang diungkapkan, Pengelola Objek Wisata Sangeh, Made Sumoho. Pria yang telah bertahun-tahun menawarkan wisata ala mini mengaku baru kali pertama merasakan kondisi seperti ini. “Duuh sangat-sangat sepi kunjungan pak, hampir 90 persen turun,” keluh Made Sumohon, Kamis (7/12).

Baca juga:  Panji-Panji dan Surat Sakti I Gusti Ngurah Rai Diserahterimakan ke Gianyar

Menurutnya, kedatangan wisatawan, baik asing maupun domestik ke objek wisata yang berlokasi di Desa Sangeh, kecamatan Abiansemal ini dapat dihitung dengan jari. Kondisi ini terjadi pascagunung tertinggi di Bali dinyatakan erupsi. “Kalau dulu asing diatas 50 orang yang datang perharinya, sekarang hanya 10 orang. Domestik juga begitu dari rata-rata 100 orang sekarang cumin 20 orang. Pokoknya betul-betul sepi,” ungkapnya.

Kondisi itu, diharapkan Made Sumohon tidak terjadi berlarut-larut. Terlebih, menjelang perayaan akhir tahun ini. “Biasanya domestik sudah rame datang, tapi mungkin karena masih ada yang ujian semester belum kelihatan lonjakanya. Kami sih berharap tidak terus terpuruk,” ucapnya.

Baca juga:  Wisatawan Diminta Waspada Gelombang Tinggi

Senada diungkapkan, Pengelola Wisata Taman Ayun, Made Suandi. Dia mengakui, bahwa sejak adanya erupsi Gunung Agung kunjungan wisatawan ke Taman Ayun menurun drastis. “Sudah satu minggu terakhir ini kunjungannya sepi,” ujarnya.

Suandi menyebutkan, bahwa untuk kunjungan wisatawan asing pada sebelum adanya erupsi ini sekitar 1000 orang perharinya atau lebih, untuk wisatawan domestic jumlahnya hingga 300 orang. “Namun karena terkena dampak adanya erupsi, kunjungan hanya 200 orang perharinya,” keluhnya.

Baca juga:  Gagal Terwujud di 2020, Regulasi Retribusi Obyek Wisata Baru di Bangli

Dia pun berharap, kondisi ini agar segera membaik sehingga kunjungan wisatawan bisa kembali normal seperti sebelumnya. Wisatawan yang paling banyak berkunjung adalah dari Eropa seperti Belanda, Jerman, Perancis, yang mendominasi kunjungan Taman Ayun. Karena diketahui warga asing Eropa tersebut mencintai penataan yang rapi dan keasrian yang masih terjaga dengan alami. (Parwata/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *