Paruman sulinggih yang digelar Pemkab Bangli. (BP/dok)
BANGLI, BALIPOST.com – Pasca terjadinya bencana alam di Kintamani yang menewaskan 13 orang serta musibah kebakaran di Pasar Kidul beberapa hari lalu, Pemkab Bangli akan menggelar upacara pemlehpeh di tiga lokasi, sebelum pelaksanaan tawur agung kesanga.

Hal itu hasil rapat antara Pemkab Bangli bersama PHDI, Kamis (9/3). Selain dihadiri sulinggih, paruman yang diselenggarakan di ruang pertemuan Setda Bangli dihadiri paruman walaka serta majelis madya desa pekraman (MMDP).

Sejumlah sulinggih memberikan saran terkait jenis upacara yang mesti digelar pasca musibah bencana alam terjadi. Mengacu pada beberapa sumber sastra agama Hindu, akhirnya disepakati untuk menggelar upacara pemlehpeh di tiga lokasi yakni Pura Kehen, Pura Ulun Danu Batur di Desa Pekraman Batur dan Pura Hulundanu Batur di Desa Pekraman Songan.

Baca juga:  Razia KTR, Belasan Perokok Terjaring

Ida Pedanda Gde Putra Sidemen Temuku selaku Wakil Dharma Adyaksa PHDI Bangli saat ditemui usai paruman menjelaskan sebagaimana sumber sastra Agama Hindu, upacara bakti pemlehpeh wajib dilaksanakan jika terjadi musibah bencana alam (kepancabayan) baik toya baya (banjir/tanah longsor) maupun geni baya (kebakaran).

Upacara dilaksanakan di pura pusat pemerintahan dan di lokasi kebakaran/bencana. Adapun makna dari upacara bakti pemlehpeh yakni untuk memohon maaf kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. “Mengenai waktunya, upacara bakti pemlehpeh harus dilaksanakan sebelum sebelas hari,” terangnya.

Baca juga:  Disdukcapil Bangli Tetap Buka di Hari Pencoblosan

Ketua PHDI Kabupaten Bangli Nyoman Sukra menambahkan sesuai kesepakatan dalam paruman, upacara pemlehpeh di Pura Kehen akan dilaksanakan pada tanggal 16 Maret mendatang. Sementara untuk pelaksanaan upacara pemlehpeh di Pura Ulun Danu Desa Pekraman Batur dan Pura Hulundanu Desa Pekraman Songan, waktunya akan diatur oleh prajuru masing-masing pura setempat.

Dikatakan Sukra, setelah dilaksanakan upacara pemlehpeh, nantinya juga dilanjutkan dengan upacara Pemahayu Jagat yang bermakna untuk memohon keselamatan kepada Sang Pencipta. Rencananya upacara pemahayu jagat akan dilaksanakan setelah pelaksanaan upacara tawur agung kesanga. “Mengenai waktu pastinya, nanti akan dilaksanakan paruman kembali. Sebab upacara tersebut cukup besar,” tandasnya.

Baca juga:  Waspadai Tinggi Gelombang Hingga 5 Meter

Sementara itu Kabag Kesra Pemkab Bangli Jro Widarta mengatakan, Pemkab secara prinsip sudah siap untuk melaksanakan hasil paruman sulinggih kemarin. Mengenai teknis pelaksanaannya dan upakaranya akan dilakukan koordinasi kembali dengan sulinggih. (dayu rina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *