
BANGLI, BALIPOST.com – Wacana Pemkot Denpasar yang akan mengirim sampah ke Kabupaten Bangli memicu gejolak di tengah masyarakat Bangli. Protes dan penolakan banyak disuarakan oleh masyarakat yang khawatir dengan dampak yang ditimbulkan dari pengiriman sampah tersebut. Namun di tengah ramainya penolakan dari masyarakat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangli hingga kini masih belum memberikan pernyataan.
Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta saat dimintai tanggapan mengenai banyaknya penolakan tersebut, tidak berkomentar banyak. Sedana arta hanya memberikan respons singkat. “Ya, sabar dulu,” ujar Sedana Arta, Jumat (26/12).
Sementara itu, wacana pengiriman sampah tersebut memicu keresahan warga sekitar TPA. Ketut Widiana, salah satu warga yang tinggal hanya berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi TPA, mengungkapkan kekhawatiran terkait dampak kiriman sampah dari Denpasar.
Menurutnya, dampak yang akan muncul bukan sekadar soal tumpukan sampah, melainkan ancaman terhadap lingkungan. “Secara teknis, meski TPA di Bangli luas, jika harus menampung sampah dari luar daerah, dalam hitungan hari saja TPA akan penuh,” kata Widiana.
Ia khawatir tumpukan sampah akan menimbulkan pencemaran sumber air. Selain itu penambahan volume sampah secara masif akan menurunkan kualitas udara dan memicu peningkatan populasi lalat yang mengancam kesehatan pemukiman sekitar. “Kami sangat tahu apa yang akan terjadi nanti jika wacana ini dipaksakan” pungkasnya.
Seperti yang diketahui, wacana Pemkot Denpasar yang akan mengirim sampah ke TPA di Kabupaten Bangli mulai awal tahun depan menuai banyak penolakan dari masyarakat Bangli. Mantan Ketua DPRD Bangli, Ida Bagus Raka Mudarma menyebut wacana ini telah menimbulkan gejolak di tengah masyarakat.
Ia mengungkapkan dirinya dan sejumlah warga lainnya telah sepakat untuk menghadang dan memulangkan truk sampah yang mencoba masuk ke wilayah Bangli jika pengiriman tetap dilakukan. (Dayu Swasrina/balipost)










