Fogging yang dilaksanakan di salah satu wilayah Tabanan belum lama ini. (BP/istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Tabanan sepanjang tahun 2025 masih terbilang tinggi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Tabanan, hingga November tercatat 619 kasus, dengan kelompok usia 15–44 tahun menjadi penyumbang terbesar mencapai 319 kasus.

Kelompok usia di atas 44 tahun menyusul dengan 147 kasus, kemudian usia 5–14 tahun sebanyak 38 kasus. Sementara, kasus pada bayi dan balita relatif rendah dengan total empat kasus. Lonjakan terbesar terjadi pada Januari sebanyak 108 kasus), Maret (104 kasus), dan Juni sebanyak 78 kasus.

Baca juga:  Sampah Medis Dibuang Sembarangan di Bitera

Sekretaris Dinas Kesehatan Tabanan, dr. Wayan Arya Putra Manuaba seizin Kepala Dinas Kesehatan mengatakan, tingginya kasus pada usia produktif menunjukkan pola penularan yang masih kuat di lingkungan permukiman dan area aktivitas masyarakat.

“Usia produktif paling banyak berinteraksi dan berpindah tempat. Ini membuat paparan terhadap nyamuk aedes aegypti lebih tinggi. Faktor kebersihan lingkungan dan keberadaan jentik di rumah tangga masih menjadi tantangan,” ujarnya, Jumat (5/12).

Untuk menekan penyebaran, Dinas Kesehatan melakukan berbagai upaya lapangan. Fogging telah dilakukan sebanyak 90 kali, dengan dua kali penyemprotan menyesuaikan laporan kasus dan hasil survei jentik.

Baca juga:  2017, Kunjungan Wisatawan ke Gianyar Capai 3,8 Juta

“Fogging tetap kami lakukan sebagai tindakan cepat di wilayah yang ditemukan kasus maupun jentik positif, tetapi yang terpenting tetap pemberantasan sarang nyamuk di rumah masing-masing,” tegas Arya Manuaba.

Ia menambahkan, edukasi kepada masyarakat terus diperkuat melalui Gerakan PSN 3M Plus, pemeriksaan jentik berkala, serta koordinasi dengan desa dan banjar untuk memastikan pengendalian dilakukan secara berkelanjutan.

“Kunci pencegahan ada pada perilaku. Bila lingkungan bersih dan bebas jentik, rantai penularan bisa diputus. Kami mengimbau warga segera memeriksakan diri jika mengalami demam tinggi lebih dari dua hari,” jelasnya.

Baca juga:  Dipertanyakan, Lonjakan Kenaikan Anggaran Pengelolaan Sampah di Tabanan

Sementara itu, data kematian akibat DBD pada 2024 tercatat tiga kasus, seluruhnya terjadi pada kelompok usia di atas 44 tahun. Kondisi ini menunjukkan perlunya kewaspadaan lebih tinggi pada kelompok rentan, khususnya lansia dengan penyakit penyerta.

Dengan angka kasus yang masih fluktuatif, Dinas Kesehatan Tabanan menegaskan pentingnya kewaspadaan bersama, terutama menjelang musim hujan yang berpotensi meningkatkan perkembangbiakan nyamuk. (Puspawati/balipost)

 

 

BAGIKAN