Ilustrasi petani yang menanam cabai. (BP/dokumen)

BANGLI, BALIPOST.com – Banyak masyarakat yang akhir – akhir ini memilih mengisi waktunya dengan berkebun di tengah pandemi Covid-19. Hal itu berimbas pada meningkatnya permintaan terhadap bibit tanaman.

Seperti yang dirasakan Made Supadma Novi Wijaya, penjual bibit tanaman di Desa Penglumbaran Susut. Dia mengaku permintaan bibit tanaman mengalami peningkatan hampir seratus persen sejak sebulanan terakhir. “Bibit yang sekarang banyak dicari seperti pepaya, pisang, manggis, dan sayur-sayuran,” ungkapnya, Jumat (22/5).

Baca juga:  Kader Partai Hanura Diminta Tak Ribut Soal Dukungan

Diakuinya naiknya permintaan bibit akhir-akhir ini karena pengaruh wabah Covid-19. Dimana untuk mengisi waktu luang selama di rumah, sebagian masyarakat memilih berkebun di pekarangan maupun lahannya masing-masing.

Dia juga mengungkapkan bahwa tak sedikit dari pembeli bibit tanamannya merupakan pekerja pariwisata dan pekerja swasta yang saat ini sedang dirumahkan. “Jadi karena dirumahkan mereka pada pulang kampung dan memilih mengolah lahannya,” ujarnya.

Baca juga:  Sekolah Mulai Libur, Arus Keluar Gilimanuk Meningkat

Rata-rata, jumlah bibit tanaman yang dibeli satu orangnya mencapai 50 pohon hingga ribuan pohon. Meski permintaan bibit mengalami kenaikan yang cukup signifikan, namun ia mengaku tak sampai kewalahan untuk memenuhinya.

Disebutkannya, harga bibit tanaman yang dijualnya bervariasi. Bibit papaya misalnya, harganya berkisar Rp 3500-5000 per pohon tergantung ukurannya. “Ada juga yang nyari benih dalam kemasan sachetan,” ujarnya. Tak hanya benih, media tanaman seperti polybag diakuinya juga laris belakangan ini. (Dayu Rina/Balipost)

Baca juga:  Pertama di 2022, Tambahan Korban Jiwa COVID-19 Dilaporkan Bali
BAGIKAN