Perbekel Desa Sidan Made Sukra Suyasa.(BP/istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Di desa, banyak konflik kecil yang jika tidak diselesaikan dengan bijak bisa berkembang besar. Melalui mediasi, pihak desa melalui perbekel bisa menjaga rasa menyama braya dan keharmonisan sosial. “Itulah nilai yang selalu kami pegang di Desa Sidan,” ucap Perbekel Desa Sidan Made Sukra Suyasa, Jumat (7/11).

Diungkapkannya, penerapan kearifan lokal dapat menjadi solusi efektif dalam membangun keharmonisan sosial di tingkat akar rumput. “Kami mengupayakan penyelesaian sengketa secara alternatif (non-litigasi) di daerah, ini dengan penerapan pendekatan dialogis dan musyawarah dalam menyelesaikan berbagai permasalahan masyarakat di tingkat desa,” ucap Perbekel yang telah mampu meraih penghargaan dalam Mediator Awards 2025 dari Dewan Sengketa Indonesia (DSI) dalam ajang Indonesia Alternative Dispute Resolution (IADR) Awards 2025.

Baca juga:  Cegah Penyalahgunaan Dana Desa, Perbekel Diberi Penerangan Hukum

Perbekel Desa Sidan, Sukra Suyasa menekankan akan terus mengedepankan nilai-nilai restoratif dan mediasi adat dalam menjaga keharmonisan antarwarga. Melalui pendekatan tersebut, berbagai persoalan sosial dan sengketa antarwarga dapat diselesaikan tanpa harus menempuh jalur hukum formal.

“Dengan komitmen menyelesaikan masalah di masyarakat melalui jalur mediasi kami tidak menyangka mendapatkan penghargaan sampai di tingkat nasional, ini merupakan hasil kerja bersama seluruh perangkat desa dan masyarakat Sidan yang selalu mengutamakan penyelesaian damai dalam setiap perbedaan,” ujarnya. (Wirnaya/balipost)

Baca juga:  Bali Mestinya Tetap Jadi Ikon Nasional

 

BAGIKAN