
XISHUANGBANA, YUNNAN, BALIPOST.com – Bagian bawah rumah panggung di Desa Mengluan Xishuangbana yang dihuni Suku minoritas Dai, dahulu merupakan kandang babi. Sejak program penguatan pariwisata yang dicanangkan Presiden RRT Xi Jiping melalui revitalisai desa, kandang babi dipindahkan.
Tidak hanya itu, jalanan desa ditata hingga fasilitas pendukung pariwisata dibangun. Yang paling penting, infrastruktur jalan utama dan kecil menuju desa-desa miskin yang disulap menjadi desa wisata dituntaskan.
“Dulu di bagian bawah rumah panggung itu, digunakan sebagai kandang babi,” kata Li Rongxu, penanggung jawab program revitalisasi “Tiga Desa” kepada Delegasi Bali atas undangan Pemerintah Provinsi Yunnan saat mengunjungi Desa Manluanzhan, Kamis (16/10), sambil menunjuk sebuah rumah panggung khas suku Dai.
Kandang babi diganti menjadi garasi mobil atau ruang terbuka untuk keluarga sekaligus ruang tamu.
Revitalisasi Desa Manluanzhan merupakan wujud dari tekad kuat Pemerintah Yunnan mengentaskan kemiskinan melalui pariwisata. Ini sesuai dengan instruksi pemimpin tertinggi China, Xi Jiping yang terus mendorong percepatan pembangunan industri pariwisata sebagai pilar utama penggerak ekonomi.
Manluanzhan menjadi salah satu dari tiga desa yang masuk dalam program revitalisasi “Tiga Desa” selain Mangkodai dan Mangkongmai. Setelah direvitalisasi pada 2022 lalu, desa yang dihuni 1.200 jiwa penduduk itu, kini memiliki berbagai fasilitas pariwisata mulai dari penginapan, hall pertemuan, klinik kesehatan hingga kolam renang.
Banyak rumah ditata atau dimodifikasi. Namun yang masih kokoh tetap dijaga sebagai penanda keunikan yang punya nilai jual dalam industri pariwisata.
Li juga menunjukkan, sebuah tower air disulap menjadi coffee shop mini di bagian bawahnya. “Kami merenovasi tower air milik warga menjadi coffee shop kecil ini,” kata Li sambil menunjuk sebuah coffee shop kecil.
Rumah-rumah dengan bentuk khas rumah panggung banyak yang dipertahankan. Ada juga yang dimodifikasi untuk dapat digunakan sebagai penginapan.
Selain Desa Manluanzhan dengan proyek “Tiga Desa” nya, rombongan delegasi Bali sebelumnya juga diajak mengunjungi Desa Chengzi.
Madam Lijinbo, pejabat setingkat camat menjelaskan sambil berjalan mengelilingi desa melalui jalan yang tertata rapi, bagimana Chengzi mulai direvitalisasi pada 2021 lalu. Polanya hampir mirip dengan revitalisasi desa lainnya agar menjadi layak untuk dikunjungi wisatawan.
Penataannya dilakukan menyeluruh dengan melibatkan warga desa. Tidak hanya ditata dan dibangun fasilitas, mental warga juga diperkuat agar selalu berpartisipasi dalam setiap upaya pengentasan kemiskinan melalui pariwisata ini.
“Kebersihan jalan-jalan di desa ini dilakukan penduduk secara bergiliran sesuai jadwal yang ditentukan. Yang tidak hadir sesuai jadwal akan dikenai denda 50 Yuan,” kata Lijinbo.
Pemberitahuan melalui papan pengumuman didirikan di beberpa titik desa untuk mengingatkan hal ini. Di sepanjang jalan desa, di telajakan rumah penduduk yang nyaris tanpa tembok pembatas ditanami tanaman buah-buahan seperti kedondong mini, belimbing dan srikaya.
Uniknya disetiap pohon juga dipasang barcode yang berisi informasi soal jenis buah dan rekening pembayaran jika ada wisatawan yang akan memetik buah.
Desa Chengzi dan Manluanzhan dengan proyek “Tiga Desa” nya, dijadikan contoh bagaimana revitalisasi desa menyulap banyak desa menjadi desa wisata layak dikunjungi. Semuanya merupakan tindaklanjut hasil pertemuan intensif Dewan Negara Cina satu dekade silam yang memutuskan bahwa China akan memanfaatkan industri pariwisata untuk meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan pekerjaan, serta untuk meningkatkan kesejahteraan hidup seluruh masyarakat.
Maka, banyak program dilancarkan mulai dari pembangunan bandara regional, akses ke obyek pariwisata yang indah, tempat parkir, dan fasilitas toilet, terutama di daerah yang kurang berkembang dari Cina bagian tengah dan barat. Termasuk revitalisai desa.
Provinsi-provinsi di wilayah barat daratan China seperti Yunnan memang dikenal kalah makmur dengan provinsi-provinsi di wilayah timur. Melalui inisiatif “Timur membantu Barat”, pemerintah provinsi-provinsi di timur dengan menerjunkan petugas-petugas Partai Komunis China (PKC), membantu pembangunan ekonomi secara terintegrasi demi kemakmuran bersama Negara China.
Yunnan misalnya, mendapat bantuan dari Provinsi Shanghai. Tidak hanya tenaga dan pemikiran melainkan juga dana. Jumlahnya jutaan hingga miliaran Yuan. (Nyoman Winata/balipost)