Suasana diskusi delegasi dari Bali bersama Bidang Kerjasama Luar Negeri Departemen Pertanian Pemerintah Provinsi Yunnan China, yang didampingi sejumlah pejabat bidang sosial pertanian, Selasa (14/10) di Kota Kunming, Yunnan, China. (BP/ata)

KUNMING, BALIPOST.com – Provinsi Yunnan memiliki kemiripan dengan Bali. Pertumbuhan ekonominya mengandalkan pariwisata dan juga memiliki potensi pertanian yang cukup besar. Yang membedakan, Yunnan memiliki perencanaan pertanian terintegrasi, sedangkan Bali perencanaan pertaniannya masih parsial.

Hal tersebut mengemuka dalam diskusi delegasi dari Bali bersama Bidang Kerjasama Luar Negeri Departemen Pertanian Pemerintah Provinsi Yunnan China, yang didampingi sejumlah pejabat bidang sosial pertanian, Selasa (14/10) di Kota Kunming.

Kepala bidang Kerjasama Departemen Pertanian Pemprov Yunnan, Ren Haifeng, menyampaikan pertanian menjadi sektor yang diprogramkan Pemerintah China mengentaskan kemiskinan. Untuk itu perencanaan pertanian dilakukan secara terintegrasi mulai dari pra produksi hingga pascapanen.

Baca juga:  Dua Bulan Diberlakukan, Retribusi PWA Capai Rp64,75 Miliar

Hasilnya, pertanian Yunnan berkembang baik, bahkan kini telah pula memberikan pendampingan kepada petani di Bali, yakni di Desa Senganan, Tabanan.

Namun, Haifeng mengakui bahwa pertanian di Yunnan masih tertinggal dibandingkan provinsi lainnya di China. Untuk itulah, berdasarkan kebijakan Partai Komunis China (PKC), pendampingan dilakukan oleh petugas partai dari daerah yang pertanian lebih maju.

Petugas PKC di Yunnan dari Shanghai, Yang Xiaochun mengatakan pihaknya secara khusus memberikan perhatian agar pertanian Yunnan tumbuh dengan baik. Dana jutaan Yuan digelontorkan dalam wujud investasi bidang pertanian di Yunnan.

Baca juga:  18.818 Peserta JKN-KIS Semarakkan Senam Sehat Kolosal

Demikian pula untuk kepastian pemasaran hasil pertanian juga dibantu.

Kepala Bidang Pemerintahan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kependudukan dan Catatan Sipil (PMD Dukcapil) Provinsi Bali, I Gede Made Dwipayana, SIP, MAP mengatakan sejumlah persoalan masih membelit pertanian di Bali. Mulai dari soal anggaran, penggunaan teknologi hingga keberadaan petani gurem.

“Untuk itu, kerjasama antar pemerintah provinsi Yunnan dan Bali yang telah memiliki kerjasama sebagai sister Province dalam bidang pertanian perlu ditingkatkan,” katanya.

Hal yang sama disampaikan Perbekel Desa Darmasabha, IB Surya Prabhawa Manuaba, SH, MH. “Potensi pertanian Bali sangat besar. Namun masih dibelit sejumlah masalah, seperti regenerasi petani yang mengkhawatirkan,” katanya.

Baca juga:  Bali Jangan Lupakan Sektor Pertanian

Dwipayana dan Surya Prabhawa sepakat sektor pertanian dapat menjadi sektor andalan dalam pengentasan kemiskinan. China umumnya dan Yunnan khusunya dinilai cukup berhasil mewujudkannya. Untuk itulah kerjasama Bali dan Yunnan di sektor pertanian ke depan sangat dibutuhkan.

Bendesa Adat Soka Senganan Penebel, I Wayan Esiawan, mengatakan saat ini Pemerintah Provinsi Yunnan telah memberikan pendampingan dalam pengembangan sektor pertanian di desa adatnya. Pendampingan di antaranya dalam bidang bibit dan penggunaan pupuk organik. Ada pula bantuan pengembangan ternak sapi. (Nyoman Winata/balipost)

BAGIKAN