
PU’ER YUNNAN, BALIPOST.com – Jika Mohei dan Nakoli direvitalisasi dengan daya tarik narasi sejarah tentang perdagangan teh, maka Desa Baishapo di Distrik Simao Pu’er menempuh jalan berbeda.
Keunggulan geografis sebagai tanah terbaik di daratan China yang bagus untuk tanaman kopi, berhasil menarik Yayasan Starbucks bersama Pemerintah Sanghai terlibat merevitalisasi desa berpenduduk 84 jiwa ini dan menjadikannya sebagai Baishapo The Beautiful Star Village. Baishapo, memang terkenal sebagai “ibu kota” kopi China.
Penanggung jawab Baishapo Star Village, Liuhang, saat menerima rombongan delegasi Bali atas undangan Pemerintah Provinsi Yunnan, Rabu (15/10) menjelaskan revitalisasi Baishapo dilakukan 2021.
Meliputi luas 1.700 meter persegi, revitalisasi ini bertujuan untuk meningkatkan produksi kopi lokal, mengintegrasikan kopi dan pariwisata, serta mempromosikan budaya etnis.
Pengunjung dapat menikmati berbagai aktivitas budaya etnis minoritas, menjelajahi perjalanan biji kopi, dan memanfaatkan ruang untuk acara komunitas lokal. Zona anak-anak menawarkan area membaca dan bermain.
“Ada rumah penduduk yang dijadikan tempat menginap. Revitalisasi rumah dilakukan dengan dana pihak ketiga dengan konsep bagi hasil, kata Liuhang.
Konsep terintegrasi yang sama bagi desa wisata di Yunnan yakni melibatkan secara bersama-sama penduduk desa sebagai pengelola dengan bantuan dana dari pemerintah dan juga investor dikembangkan pula di Baishapo.
Generasi muda desa, seperti Liuhang terlibat secara aktif mengembangkan industri kopi dari hulu hingga hilir. Mulai dari penanaman kopi, mengolah, mengemas hingga menyajikannya kepada para penikmat kopi.
Di Baishapo, juga disediakan sarana wisata mulai dari cafe,.pemancingan hingga glamping. Jalan menuju Baishapo yang berada diantara pegunungan ini juga sangat bagus, terintegrasi dengan jalur tol sehingga mudah dijangkau.
Rombongan diajak berkeliling mengenal setiap bagian dari desa wisata lalu menikmati kopi yang ditanam dan diolah oleh penduduk Baishapo. Cita rasa dan penyajian kopi dikemas dengan konsep modern, dimana sepertinya target yang disasar lebih banyak kalangan muda dan masyarakat ekonomi menengah keatas.
Berbagai ragam olahan kopi juga dihasilkan mulai dari kopi siap minum, dalam kemasan hingga produk turunannya seperti kue kering rasa kopi.
Bendesa Adat Soka Penebel Tabanan, I Wayan Esiawan yang ikut dalam rombongan mengatakan keseriusan Pemerintah Yunnan mengentaskan kemiskinan patut diacungi jempol. “Pemerintah Yunnan memang benar-benar serius hingga mampu menggandeng Starbucks melalui yayasannya untuk membantu merevitalisasi desa ini,” katanya.
Pemerintah Yunnan juga membangun infrastruktur jalan yang handal agar Baishapo dapat dijangkau dengan mudah. Konsep melibatkan secara penuh penduduk desa dengan dukungan dana pengembangan yang besar perlu ditiru pemerintah Bali dan kabupaten/kota di Bali. (Nyoman Winata/balipost)