
DENPASAR, BALIPOST.com – Pada Agustus 2025 secara year on year (y-on-y), Provinsi Bali mengalami inflasi sebesar 2,65 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 109,63.
Inflasi tertinggi tercatat di Kota Denpasar sebesar 3,05 persen dengan IHK sebesar 110,86 dan inflasi terendah tercatat di Kabupaten Badung sebesar 1,91 persen dengan IHK sebesar 106,85.
Kepala BPS Provinsi Bali Agus Gede Hendrayana Hermawan menyampaikan inflasi tahunan (y-on-y) terjadi karena kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 4,91 persen, pakaian dan alas kaki sebesar 1,01 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,56 persen.
Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,78 persen, kesehatan sebesar 2,94 persen, transportasi sebesar 0,23 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,77 persen, pendidikan sebesar 2,68 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,03 persen dan perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,46 persen.
“Secara bulanan (month to month), Provinsi Bali tercatat mengalami deflasi sebesar 0,39 persen. Sementara secara year to date (y-to-d), tercatat inflasi sebesar 1,63 persen,” katanya.
Diterangkan, perkembangan harga berbagai komoditas pada Agustus 2025 di Provinsi Bali yang diwakili Kota Denpasar, Singaraja, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Tabanan secara tahunan menunjukkan adanya kenaikan.
Sementara komoditas yang dominan memberikan andil deflasi m-to-m pada bulan Agustus 2025 antara lain tomat, cabai rawit, daging babi, buncis, tarif angkutan udara, canang sari, bensin, kacang panjang, jeruk, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, ikan tongkol diawetkan, dan sawi hijau.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m, antara lain bawang merah, biaya Sekolah Menengah Atas, beras, bahan bakar rumahtangga, pepaya, biaya akademi/perguruan tinggi, telur ayam ras, biaya sekolah dasar, daging ayam ras, tarif angkutan laut, pengharum cucian/pelembut, pisang, semen, dan biaya Sekolah Menengah Pertama. (Suardika/bisnisbali)