Pedagang kebutuhan pokok sedang melayani pembeli di Pasar Kereneng, Denpasar. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Di musim panen ternyata harga beras medium dan premium terus naik. Beras Bulog sejak sebulan ini menghilang di sejumlah pasar di Denpasar.

Harga beras premium di pasaran nampak mengalami kenaikan terlebih untuk yang kemasan. Sementara untuk eceran harga diakui masih stabil oleh pedagang.

Salah seorang pedagang kelontong di kawasan Ubung Kaja, Denpasar Utara Ni Ketut Ladri saat diwawancarai, Rabu (16/7) mengatakan, untuk beras kemasan 5 kilogram mengalami kenaikan. Saat ini harganya menyentuh Rp81.000 per sak (kemasan 5 kilogram). Sebelumnya atau sekitar seminggu lalu harga beras merek ini masih Rp77.000 per sak.

Baca juga:  Polisi Selidiki Dugaan Data Meninggal COVID-19 Tidak Valid

Kemudian merek lainnya yang dijual saat ini mencapai Rp78.000 per kilogram dari seminggu sebelumnya Rp76.000 per kilogram. Sementara untuk beras eceran dia mengaku masih menjual Rp17.000 per kilogram untuk jenis premium. “Sekarang berasnya belum ada lagi. Di suplayer kami masih kosong,” ungkapnya.

Sementara itu, berdasarkan data harga pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar, harga beras premium mengalami kenaikan yakni rata-rata Rp16.375 per kilogram dari sebelumnya Rp16.000 per kilogram. Sementara untuk beras medium lokal harga masih normal yakni Rp15.000 per kilogram.

Baca juga:  Sempat Membantah, Kadiskes Akui Ada Tambahan Pasien Pengawasan Corona

Demikian berdasarkan data dari sigapura.baliprov.go.id, beras medium mengalami kenaikan Rp89 per kilogram menjadi Rp15.662 per kilogram. Beras medium I naik Rp152 per kilogram. Dan untuk Beras Super I turun Rp47 menjadi Rp16.405 per kilogram.

Dikonfirmasi terkait penyebab kenaikan, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Bali, I Wayan Sunada mengatakan, kenaikan harga beras dipengaruhi oleh dua faktor.

Pertama musim kemarau basah yang sering terjadi hujan membuat petani kesulitan mengeringkan gabah.

Baca juga:  Kecanduan Judi Online, Pengangguran Satroni Sejumlah Rumah

Faktor berikutnya yakni tingginya nilai serapan garap Bulog yang ditetapkan pemerintah khususnya Bapanas. Saat ini nilai serapan gabah dari Bulog mencapai Rp6.500 per kilogram. Sehingga petani mampu menjual hingga Rp6.700 per kilogram kepada pengepul. “Ini justru baik bagi petani. Nilai jualnya bagus,” ungkanya.

Dia menegaskan tidak ada dampak dari jebolnya jalan atau akses Jawa Bali yang mempengaruhi naiknya harga beras. Demikian dia juga mengatakan, kenaikan ini masih sedikit, tidak terjadi secara signifikan. (Widiastuti/bisnisbali)

BAGIKAN