
AMLAPURA, BALIPOST.com – Pascatemuan kasus kakak beradik yang menderita diabetes, Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Karangasem bakal melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap kantin-kantin di sekolah.
Plt Kadisdikpora Karangasem, Made Agua Budiasa, mengungkapkan, pihaknya akan mengambil langkah untuk memantau serta mengawasi makanan dan minuman yang dijual pada kantin-kantin sekolah.
“Kami segera kordinasi dengan sekolah-sekolah dan para guru agar bisa ikut mengawasi makanan dan minuman yang dijual di kantin-kantin sekolah. Ini menjadi atensi kita bersama, baik dari pihak sekolah maupun orangtua siswa untuk ikut memantau apa yang dikonsumsi oleh anak-anaknya di sekolah dan rumah,” ujarnya usai rapat dengan legislatif, Senin (16/6).
Seperti yang diberikatan sebelumnya, penyakit Diebetes Melitus (DM) atau kencing manis dialami oleh saudara kakak beradik, I Gede Agus Sukmawan (13) dan I Made Junartawan (9) asal Banjar Dinas Tihingan Kauh, Desa Bebandem Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem.
Orang tua dari I Gede Agus Sukmawan dan I Made Junartawan, I Wayan Manis didampingi Ni Luh Sukani menuturkan, kalau awalnya yang menderita diabetes itu adiknya I Made Jutiawan ketika umur enam tahun, dan saat ini umurnya sudah delapan tahun. “Jadi, adiknya mulai di diagnosa menderita diebates sejak dua tahun lalu,” ucapnya.
Sementara untuk kakanya, I Made Agus dinyatakan menderita kencing manis di usia 10,5 tahun. Dan saat ini umur kakaknya menginjak 13 tahun. Karena di tahun ajaran 2025/2026 ini akan melanjutkan ke bangku SMP. “Kalau kakaknya baru sekitar 1,5 tahun menderita diebates ini,” katanya.
Menurut Manis, sebelum dinyatakan terkena diabetes ini, gejala awalnya yang dialami putranya yaitu badannya kurus, berat badan menurun, dan sakit kepala. Atas keluhan itu, dirinya langsung memeriksa akan anaknya ke puskesmas setempat. Dan dari hasil pengecekan lab yang dilakukan tim medis, bahwa kadar gula anaknya sangat tinggi.
“Hasil pengecekan untuk kakaknya, kadar gulanya sebesar 500 lebih, sedangkan adiknya mencapai 1.000 lebih,” jelasnya. (Eka Parananda/balipost)