AMLAPURA, BALIPOST.com – Desa Adat Apit Yeh, Kabupaten Karangasem memiliki tradisi yang hingga saat ini masih komit dijaga dan tetap dilestarikan warga setempat.

Tradisi warisan leluhur tersebut adalah perang ketupat yang diselenggarakan rutin setiap tahun. Tradisi ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada tuhan atas hasil panen yang telah diberikan.

Bendesa Adat Apit Yeh, I Nengah Kita mengungkapkan, tradisi perang ketupat ini dilaksanakan secara rutin oleh warga setempat. Tradisi ini biasanya digelar di pertigaan jalan di wewidangan Desa Adat Apit Yeh.

Baca juga:  Truk Angkut Keramik Terperosok ke Jurang, Dua Tewas

Ia mengatakan, untuk melaksanakan tradisi ini, para peserta dibagi dua kelompok. Setelah diberikan aba-aba, kedua kelompok tersebut langsung saling lembar ketupat yang diikuti dengan suara kentongan.

Tujuan dilaksanakan perang ketupat ini yakni sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan karena hasil panen yang diberikan melimpah. Sebab, sebagian besar warga di Desa Apit Yeh berprofesi sebagai petani.

Dia menjelaskan, pelaksanaan tradisi tersebut diawali dengan melakukan persembahyangan bersama di Pura Dalem.

Baca juga:  Desa Adat Gunaksa "Launching" Tari Kusara

Setelah itu dilanjutkan upacara mencari godel/sapi di perbatasan desa. Usai perang ketupat dilanjutkan dengan maprani atau magibung.

Magibung ini dilakukan sebagai bentuk kekerabatan. Karena warga sangat percaya, dengan digelarnya ritual sakral ini, hasil panen akan lebih berlimpah serta terhindar dari serangan hama. (Eka Parananda/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN