Peternak mengubur babi yang mati. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Hampir sebulan lebih menunggu hasil uji sampel dari Balai Besar Veteriner Medan, Rabu (5/2) akhirnya diketahui. Sejumlah sampel disebut positif African Swine Fever (ASF).

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan, untuk memutus mata rantai virus, babi yang sakit diisolasi supaya tidak menular kepada babi sehat. Kemudian, babi yang mati dikubur dan yang masih sehat dibersihkan kandangnya dengan disinfektan.

Baca juga:  Cegah ASF, Sentra Produksi Babi Diminta Tingkatkan Kewaspadaan

Saat ini, Bali tidak boleh mengeluarkan ataupun memasukkan babi dari luar. “Sudah ada pelarangan dari Karantina,” katanya.

“Kita mengimbau kepada peternak supaya pakannya jangan makanan sisa. Kalau toh makanan sisa hotel, rumah tangga, restoran, atau katering, supaya dimasak, dididihkan,” ujarnya.

Wisnuardhana menegaskan, virus ASF tidak akan berkembang pada suhu yang panas atau diberi desinfektan. Di Bali saat ini ada 690 ribu populasi babi.

Baca juga:  Satu Zona Orange Bertambah 2 Digit, Juga Korban Jiwa COVID-19

Pihaknya sudah mengedarkan 5.000 liter disinfektan untuk para peternak.

Sebelumnya diberitakan, perjalanan virus ASF dimulai September 2018 di China, kemudian merembet ke beberapa negara seperti Hongkong, Laos, Korea, Vietnam, Mongolia, Filipina, Timor Leste, bahkan Indonesia di Sumatera Utara. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *