Puluhan warga berkumpul di depan pintu masuk hotel Kempinski, Peminge, Kuta Selatan, Jumat (30/11). (BP/edi

 

MANGUPURA, BALIPOST.com – Warga masyarakat Desa Adat Peminge, Jumat (30/11) memblokade pintu masuk hotel Kempinski yang berlokasi di kawasan Peminge, Kuta Selatan. Warga yang berjumlah puluhan orang tersebut, datang sejak pukul 10.00 wita dengan membawa serta truk bermuatan limestone atau batu kapur. Satu truk limstone yang dibawa tersebut kemudian diturunkan di depan portal pintu masuk hotel Kempinski.

Dari informasi yang dihimpun, kejadian ini dipicu karena warga Desa Peminge banyak yang tidak puas dengan proses rekrutmen karyawan di sana. Warga setempat berharap agar dalam proses perekrutan, warga sekitar bisa difasilitasi.

Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, bersama pihak Kepolisian, TNI, kontraktor proyek Hotel dan juga Bendesa serta perwakilan Warga Peminge sempat melakukan pertemuan mediasi. Namun karena pihak Manajemen Hotel tidak ada di lokasi, pertemuan direncanankan akan kembali dilakukan Sabtu (1/12) hari ini.

Baca juga:  Korban Banjir Bandang Biluk Poh Mengaku Tidak Bisa Megalungan

Bendesa Adat Peminge, I Made Warsa saat ditemui usai mediasi mengharapkan kepada warga agar tetap menjaga kondusifitas. Pihaknya menyampaikan, keputusan akan diambil setelah dilakukan pertemuan lanjutan, Sabtu hari ini. Untuk material limestone yang digunakan untuk memblokade pintu masuk, agar dibiarkan dulu hingga ada keputusan dari manajemen.

Hal ini kata Warsa, memang merupakan spontanitas masyarakat atas ketidakpuasan rekrutmen di Kempinski hotel. “Kita akan tunggu sampai keputusan besok (Sabtu hari ini-red). Kemudian untuk Material biarkan dulu sampai ada hasil atau keputusan dari pihak manajemen,” ucapnya.

Baca juga:  Dana Duka Dihapus, Warga Enggan Urus Akta Kematian

Sementara, Kabag Ops Polresta Denpasar, Kompol I Nyoman Gatra, S.H.,M.H, ditemui dilokasi mengatakan, ini memang terkait dengan masalah rekrutmen karyawan. Namun dikatakan, hal ini masih ada celah untuk diselesaikan. Tujuan semuanya baik, dan harus diselesaikan dengan kepala dingin. Karena tidak ada permasalahan yang tidak bisa diselesaikan. “Besok (Sabtu hari ini) akan ada pertemuan dengan pihak owner, bersama pihak Desa Adat untuk mediasi. Tadi karena tidak ada dari pihak owner, jadinya tidak bisa diputuskan,” pungkasnya.

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat, untuk bisa menjaga konduaifitas. Apalagi saat ini memasuki masa politik, agar jangan sampai hal ini disusupi oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. “Dari pertemuan tadi, Bendesa bersama perwakilan warga sementara menerima. Cuman tinggal menunggu kepastian saja dari manajemen,” terangnya.

Baca juga:  Perbekel Pemecutan Kaja Nonaktif Dituntut 16 Bulan

Dihubungi terpisah, Camat Kuta Selatan, Made Widiana mengatakan, terkait kejadian itu, memang ada miss komunikasi antara warga disana denga manajemen hotel. Untuk itu, pihaknya berharap agar pihak manajemen bisa mencarikan solusi terkait penerimaam tenaga kerja disana. Karena saat ini sedang berada di luar daerah, pihaknya akan meminta Lurah beserta Kapolsek untuk melakukan mediasi terkait masalah ini. “Berapa yang disepakati, supaya transparan, kemudian agar diinfokan kepada pihak desa disana. Selama ini, kemungkinan itu yang tidak ada, sehingga kekesalan warga memuncak,” pungkasnya. (yudi karnaedi/balipost)

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *