Saya setuju saja ganti pejabat ganti kebijakan. Asalkan pergantian itu mengakibatkan lebih baik. Mengganti sesuatu itu jangan berdasarkan ego tanpa dimusyawarahkan terlebih dahulu agar jangan disesalkan di kemudian hari.

Saat ini, ramai diperbincangkan di media masalah penggantian nama jalan tol di Badung selatan itu. Ada pejabat berkehendak agar nama Jalan Tol Bali Mandara diganti dengan nama Jalan Tol I Gusti Ngurah Rai pahlawan nasional kita itu.

Baca juga:  Kebijakan Fundamental dan Strategis Membentuk Karakter dan Jati Diri SDM Bali

Sebelum resmi penggantian nama jalan tol tersebut, saya punya usul agar nama jalan tol itu diberi nama Jalan Tol Soekarno-Hatta atau Jalan Tol Situbanda.  Nama Soekarno-Hatta sudah banyak orang tahu tapi sebutan Situbanda mungkin banyak yang belum tahu.

Di dalam wiracarita Ramayana bukan saja orang Bali yang tahu namun sebagian orang Jawa mengenal cerita tersebut. Jembatan Situbanda itu konon adalah sebagai penghubung daratan kerajaan Ayodia di India dengan wilayah Kerajaan Alengka dengan rajanya Rahwana yang melarikan Dewi Sita itu. Menurut pendapat saya pribadi, nama I Gst. Ngurah Rai sudah cukup banyak terpatri secara monumental di Bali seperti Bandara I Gst. Ngurah Rai, nama stadion, nama jalan dan yang lainnya.

Baca juga:  Pakar Ilmu Kesehatan Soroti Kebijakan PPKM Darurat

Wayan Beratha Yasa

Kapal, Badung

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *