DENPASAR, BALIPOST.com – Bertepatan dengan hari pahlawan, Patung Padarakan Rumeksa Gardapati diresmikan di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandi), Renon, Denpasar, Sabtu (10/11). Peresmian patung yang dibuat atas inisiasi Kapolda Bali ini diawali dengan upacara melaspas dipuput 88 pemangku.

Patung seorang laki-laki paruh baya hampir seukuran dengan tubuh orang kebanyakan ini merupakan simbol perlawanan terhadap premanisme dan narkoba. “Patung ini tidak besar, patung ini kecil. Tetapi ini menandakan bahwa rakyat Bali sudah muak dengan premanisme yang merajalela hampir 20 tahun,” ujar Kapolda Bali, Petrus Reinhard Golose.

Baca juga:  Disulap Jadi Ramah Pejalan Kaki, Trotoar Ubud akan Diperluas

Golose memaparkan, patung laki-laki paruh baya menggambarkan masyarakat Bali yang sepuh dan dulunya ditindas. Simbol perlawanan terhadap premanisme dan narkoba justru tampak pada tangannya yang dibuat lurus menunjuk.

Kemudian, kakinya yang menginjak bhuta kala menandakan rakyat Bali tidak takut kepada preman. Satu tangannya lagi yang memegang tameng, merupakan simbol Pancasila.

Lalu, pandangannya yang jauh ke depan, berarti melihat masa depan Bali yang lebih baik dari saat ini. Yakni, bersih dari aksi premanisme dan narkoba.

Posisi patung yang berdiri tegak dengan dada membusung menunjukkan jati diri masyarakat Bali yang menjunjung tinggi adat istiadat. “Dipilih di tempat ini karena banyak orang yang lewat, rakyat Bali akan merasa tergerak dan tidak boleh ada, termasuk pejabat-pejabat yang ada di pulau ini, yang masih akan menggunakan para preman sebagai alat-alat mereka,” tegasnya.

Baca juga:  Rombongan Bule Tak Mau Bayar Tiket Masuk Pura Lempuyang, Beralasan Sembahyang dan Tunjukkan KTP

Secara khusus, Golose mengusulkan agar Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiryatama yang dinilai merepresentasikan rakyat Bali menjadi tokoh anti premanisme. Di sosi lain, Golose juga mengaku masih memiliki PR dan tantangan untuk membersihkan Bali dari peredaran narkoba.

Saat ini, peredaran narkoba masih tinggi secara kuantitas. Namun kualitasnya menurun karena banyak pula yang sudah ditangkap dan dinetralisir. Artinya, peredaran narkoba masih ada dan hampir 60 persen pelakunya adalah orang Bali.

Baca juga:  Pemerintah Belanda Resmi Serahkan Ratusan Benda Budaya ke Indonesia

Diwawancara terpisah, Ketua DPRD Bali I Nyoman Adi Wiryatama secara pribadi mengaku sangat siap ketika diusulkan menjadi tokoh anti premanisme. Sebagai wakil rakyat Bali, pihaknya mendukung apa yang digagas Kapolda dalam pemberantasan premanisme dan narkoba ini.

Sebagai rakyat Bali juga ingin bersama-sama menjaga Pulau Dewata. “Kita mendambakan Bali ini yang aman, yang teduh, kondusif. Jadi intinya kita bisa hidup rukun berdampingan satu sama lainnya,” jelasnya. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *