GIANYAR, BALIPOST.com – Objek wisata air terjun Tegenungan, Desa Kemenuh, Sukawati memakan korban jiwa, Rabu (15/3). Saat ditemukan petugas, korban I Gde Arsa Kusuma Wijaya (14) yang masih berstatus siswa kelas VIII B SMP 1 Kuta ini sudah tidak bernyawa. Setelah di evakuasi jasad anak ke tiga dari Camat Kuta, Gde Rai Wijaya ini langsung dilarikan ke RSUD Sanjwiani Gianyar.

Informasi dihimpun di lokasi kejadian, I Gde Arsa Kusuma Wijaya mendatangi objek wisata Air Terjun Tegenungan, Rabu pagi sekitar pukul 08.30 wita. Ia mendatangi objek wisata tersebut bersama 12 orang teman sekelas di SMP 1 Kuta, masing masing 8 remaja laki-laki dan lima remaja perempuan.

“ Kami datang 13 orang, tapi tadi yang mandi hanya bertujuh lakinya saja, sementara yang lain tidak, “ ucap teman korban, Agus Wahyu Putra Nandang alias Agus Wahyu.

Baca juga:  Dari Tri Nugraha Sudah 2 Bulan Meninggal hingga Korban Jiwa COVID-19 Masih Tambah

Saat sedang mandi di bawah air terjun dengan ketinggian sekitar 30 meter itu, tiba-tiba I Gde Arsa Kusuma Wijaya tenggelam dan sempat melambaikan tangan. Kala itu Agus Wahyu pun sempat berupaya menyelematkan dengan memegang tangan korban. “Tangannya sempat saya pegang, tapi tidak kuat sampai Gde tertarik ke dalam air,“ ucapnya.

Melihat temannya tenggelam Agus Wahyu pun langsung berteriak minta tolong, hingga mengegerkan seluruh pengunjung di objek wisata air terjun tersebut. Kejadian ini langsung dilaporkan ke BPBD Gianyar yang akhirnya menerjunkan petugas Balawista Kabupaten Gianyar. Namun petugas yang terjun mengalami kesulitan karena derasnya arus di air terjun tersebut. Bahkan, sekitar pukul 10.30 wita tangan korban sempat terlihat kepermukaan namun tidak berhasil diambil petugas.

Baca juga:  Tingkatkan Kehidupan "Sekala-Niskala," Gubernur Koster Ajak Memuliakan Keluhuran Kebudayaan Bali

“Di tempat jatuhnya air terjun itu ada kubangan yang dalam, dengan perputaran arus yang kuat, jadi diperkirakan mayat korban lama berputar di arus itu, “ ucap Kepala BPBD Gianyar A.A. Gde Oka Digjaya di sela-sela proses evakuasi.

Derasnya arus ini pun membuat proses evakuasi berlangsung selama berjam-jam. Hingga Rabu siang sekitar pukul 12.30 wita didatangkan petugas Basarnas Bali dan tim SAR Polda Bali untuk membantu proses evakuasi. Setelah 30 menit berselang tim gabungan ini kembali dikejutkan dengan munculnya tangan korban, namun kembali tidak berhasil diselamatkan petugas. Hingga pukul 13.00 wita barulah tubuh korban mengambang kepermukaan dan langsung ditangkap petugas untuk dievakuasi.

Naas saat diselamatkan petugas, korban yang dalam kondisi telanjang ini sudah tidak bernyawa. Sejumlah teman dan keluarga korban pun berteriak histeris selama proses evakuasi itu, hingga selanjutnya jasad I Gde Arsa Kusuma Wijaya dibawa ke RSUD Sanjiwani.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Nasional Masih Lampaui 1.600 Orang

Kapolres Gianyar AKBP Waluya ditemui usai proses evakuasi mengatakan tim gabungan sudah berupaya cepat melakukan evakuasi. Namun dari insiden ini korban yang masih 14 tahun ini memang tidak bisa terselamatkan. “Kita sudah berusaha menerjunkan tim gabungan,“ ucapnya.

Kapolres menghimbau agar setiap masyarakat meningkatkan kewaspadaan setiap berkunjunga ke sejumlah objek wisata ditengah musim yang tidak menentu mengakibatkan rawan bencana. “Seperti disini karena curah hujan yang tinggi, sehingga meningkatkan volume dan arus air terjun, jadi harus waspada, begitu pula bila berkunjunga ke tempat lainya seperti pantai harus meningkatkan kewaspadaan,“ katanya. (manik astajaya/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *