AMLAPURA, BALIPOST.com – Tinggal di gubuk sederhanya yang jauh dari perkampungan tak membuat pasangan suami istri I Wayan Suartana (40) dan Ni Luh Suriani (38) kehilangan kebahagiaan. Mengandalkan hidup dari bertani, warga Banjar Dukuh, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem itu cukup bersahaja meskipun kemiskinan masih membayangi mereka.

Selama menjalani hidup berumah tangga, pasutri itu dikaruniai empat orang anak, si bungsu lahir Kamis (17/5) siang. Namun kebahagiaan mereka menyambut hadirnya si jabang bayi mengalami masalah.

Sang bayi berjenis kelamin laki-laki lahir prematur ketika usia kehamilan Suriani baru 7,5 bulan. Ironisnya, bayi mereka lahir di rumah mereka yang jaraknya sekitar 4 km dari jalan raya.

Baca juga:  Antisipasi Lonjakan, Empat Ruangan RSUD Karangasem Disiapkan Untuk Pasien Covid-19

Persalinan Suriani sejatinya sudah dibantu bidan desa Ni Wayan Kanis, proses persaliannya pun lancar. Tapi, pasca melahirkan kondisi Suriani lemah sehingga sang bidang desa memutuskan untuk merujuk pasiennya ke RSUD Karangasem.

Proses merujuk itu menjadi sangat sulit karena rumah pasutri itu bukan hanya jauh dari jalan raya, tapi akses jalannya sangat berat. Maklum, rumah mereka berada di bawah lembah yang hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki.

Baca juga:  Usai Hampiri Temannya Pesta Arak, Aris Tewas Terseret Ombak  

Mendapat kabar dari sang bidang desa, tim medis Puskesmas Bebamdem berkoordinasi dengan babinsa dan bhabinkamtibmas Desa Sibetan. Sekitar pukul 15.00 rombongan Puskesmas Bebandem bersama babinsa dan bhabinkamtibmas sudah tiba di lokasi.

Tanpa pikir panjang, diputuskan dievakuasi dengan cara ditandu. Perjuangan ‘’tim penyelamat’’ itu mirip perjalanan pasukan Pahlawan Nasional Jenderal Besar Sudirman pada zaman perang kemerdekaan dulu.

Dengan perjuangan yang berat melewati jalan setapak yang menanjak terjal, sekitar pukul 16.15 rombongan berhasil mencapai jalan raya. Di sana sudah menunggu mobil ambulan yang langsung membawa Suarini ke RSUD Karangasem. ‘”Bayinya lahir premature, beratnya 1,8 kg,’” ucap Ni Kadek Ari Suhartini, tim medis Puskesmas Bebandem yang ikut dalam proses evakuasi tersebut.

Baca juga:  Pemkab Buleleng Tidak Alokasikan Hibah Bansos Pada APBD Perubahan

Sampai Jumat (18/5), Suriani dan bayinya masih dirawat di RSUD Karangasem. Humas RSUD, Sang Ayu Damayanti, mengatakan, ibu dan bayinya itu dirawat di ruang berbeda.

Sang ibu di Sal Kamboja sedangkan bayinya masih ruang perinatology. ‘’Kondisinya sudah baik, tadi sudah diambil tindakan steril,’’ jelasnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *