operasi
Kapolres Gianyar AKBP Djoni Widodo. (BP/dok)

GIANYAR, BALIPOST.com – Pasca kasus tewasnya tiga bocah dibawah umur dengan menengak racun di Banjar Palak, Desa Sukawati, ibu kandung korban, Ni Luh Putu Septiyani Permadani (33) yang selamat dalam percobaan bunuh diri tersebut belum bisa dimintai keterangan.

Menurut Kapolres Gianyar AKBP Djoni Widodo, pihaknya belum ada menetapkan tersangka dalam kasus itu. “Status ibu korban (Septiyani-red) belum bisa dipastikan sebagai pelaku karena polisi belum memintai dia keterangan, “ ucap AKBP Djoni Widodo saat jumpa press di Mapolres Gianyar, Kamis (22/2).

Kapolres menjelaskan, kondisi wanita 33 tahun ini masih menjalani perawatan RSUP Sanglah. Kondisinya sudah mulai membaik hingga Kamis pagi. Namun Kapolres Gianyar menyebut Septiyani belum bisa dimintai keterangan. “Menurut dokter dia sudah sadar, tetapi belum bisa dimintai keterangan, mungkin masih depresi,“ katanya.

Baca juga:  Kakek Ditemukan Tak Bernyawa di Bawah Pohon Nangka

Kapolres Gianyar pun memastikan pengawasan ketat terhadap Septiyani, guna mengantisipasi adanya kembali percobaan bunuh diri. Terlebih pertama ditemukan dia sedang memegang pisau, dengan luka pada pergelangan tangan kiri dan leher kanan.

“Anggota sudah melakukan penjagaan ketat, mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, dan mudah-mudahan bisa segera diajak komunikasi, minimal bisa sedikit memberi keterangan supaya kasus ini segera terungkap,“ katanya.

Rabu pun sudah dilakukan atopsi, namun pihaknya masih menunggu dokter toksikologi untuk mengetahui kandungan racun yang menyebabkan korban meninggal. ”Hasil sementara ada iritasi dibibir akibat racun yang dimuntahkan dari mulut, adanya kekurangan oksigen di saluran tenggorokan dan jantung pada tubuh korban,“ katanya.

Sementara hasil pemeriksaan luar ada beberapa temuan, seperti ada goresan pada pipi sebelah kanan terutama korban meninggal no 2 dan no 3. Goresan itu ditimbulkan akibat jari tangan ataupun kuku terhadap korban. “Yang pasti luka di pipi itu disebabkan goratan jari atau kuku. Tetapi lengkapnya kita masih menunggu hasil atopsi lab forensik untuk melengkapi berkas penyelidikan,“ ujarnya.

Baca juga:  Penanganan COVID-19 Bali, 3 Rekor Baru Dicapai dalam Sehari!

Ditambahkan sampai saat ini polisi sudah memeriksa empat orang saksi termasuk ayah ketiga korban tewas, yakni Putu Moh Diana. Namun belum ada yang bisa digali dari pemeriksaan pertama terhadap pria 35 tahun itu. “Ini baru pemeriksaan awal, tentunya nanti ada pemeriksaan lanjutan,“ ucapnya.

Kapolres Gianyar mengaku saat ini sangat menunggu kesembuhan Septiyani, agar bisa diperiksa terkati alasan dia sampai pula ke Desa Sukawati dari Desa Sulangai, Kecamatan Petang. “Mudah-mudahan korban secepatnya pulih, agar kita bisa meminta keterangan yang jelas, mengungkap kejadian yang sebenarnya pada hari itu, termasuk kenapa dia tidak mau pulang ke petang sesuai ajakan suami,“ ucapnya.

Baca juga:  "Backpacking" ke Kuta, Mengunjungi Surga dengan Biaya Murah

Disinggung terkait adanya informasi Putu Moh Diana memiliki wanita idaman lain yang membuat Septiyani marah, AKBP Djoni Widodo belum mau berkomentar terkait hal tersebut.

Perwira melati dua dipundaknya ini meminta untuk menunggu hasil pemeriksaan falid dari aparat kepolisian, dan tidak terpengaruh isu simpangsiur yang beredar di masyarakat atau media sosial. “ Yang jelas biarkan polisi melakukan penyelidikan dulu, “ ujarnya.

AKBP Djoni Widodo juga menambahkan bahwa jajarannya sudah membentuk tim mengungkap kasus ini. Tim ini pun sudah bergerak menggali informasi di Banjar Palak, Desa Sukawati dan Banjar Sandakan, Desa Sulangai. “Tujuan tim ini agar kasus segera terungkap,“ tandasnya. (manik astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *