
GIANYAR, BALIPOST.com – Polres Gianyar masih melakukan pendalaman kasus temuan jasad mandor proyek berinisial WS (54). Penyelidikan intensif dilakukan, terlebih dengan adanya dugaan bahwa WS adalah korban pembunuhan.
Kapolres Gianyar, AKBP Chandra C. Kesuma, S.I.K., M.H., Selasa (28/10), mengungkapkan, kepolisian berharap berbagai pihak mendukung langkah penyelidikan yang tengah dilakukan agar kasus ini bisa segera terungkap. Pihaknya juga berharap masyarakat bersabar menunggu proses tersebut.
“Saya berharap berbagai pihak mendukung penyelidikan dan tidak menyampaikan hal-hal yang dapat menghambat jalannya penyelidikan,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah, Denpasar, telah menyampaikan hasil autopsi terhadap jenazah WS, korban dugaan pembunuhan yang ditemukan di Pejeng, Gianyar. Pemeriksaan dilakukan atas permintaan Polres Gianyar untuk memastikan penyebab kematian korban.
Kepala Departemen Ilmu Kedokteran Forensik RSUP Prof Ngoerah, dr. Ida Bagus Putu Alit menjelaskan, jenazah WS diterima di Instalasi Kedokteran Forensik pada 25 Oktober 2025 pukul 16.45 Wita. Setelah dilakukan pemeriksaan luar, tim forensik melaksanakan otopsi pada 27 Oktober 2025.
“Dari hasil pemeriksaan, jenazah sudah menunjukkan tanda-tanda pembusukan yang disebabkan oleh suhu panas dan kondisi lingkungan tempat ditemukan. Berdasarkan kondisi tubuh, perkiraan waktu kematian korban adalah 24 hingga 36 jam sebelum pemeriksaan pada 25 Oktober 2025 pukul 16.45 WITA,” ungkap dr. Alit.
Tim forensik menemukan total 16 luka pada tubuh korban, yang sebagian besar berada di wajah dan leher. Sebanyak 11 luka terdapat di wajah dan kepala, satu luka di leher, serta empat luka lainnya di bagian tubuh lain. Luka pada wajah, terutama di sekitar mulut dan hidung, menunjukkan tanda pembekapan, meski bukan menjadi penyebab langsung kematian.
“Luka paling fatal berada di leher. Luka tersebut menyebabkan putusnya saluran napas bagian atas serta dua pembuluh darah besar di sisi kiri dan kanan leher. Luka itu juga mengiris tulang leher kedua,” jelasnya.
Penyebab kematian korban dipastikan karena kekerasan tajam di bagian leher yang menyebabkan pendarahan hebat. Dari pola luka, diketahui terdapat dua kali sayatan di leher yang dilakukan dari arah kanan ke kiri. (Wirnaya/balipost)










