Pertamina
Sugawa Korry. (BP/dok)
DENPASAR, BALIPOST.com – DPRD Bali mengapresiasi kinerja PT Pertamina yang segera merealisasikan program Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga di Bali, khususnya Nusa Penida. “Ini sangat positif. Kami angkat topi atas kinerja PT Pertamina yang merealisasikan program BBM Satu Harga di seluruh Indonesia, termasuk di Nusa Penida. Masyarakat setempat memang menantikan penerapan program tersebut. Kami sangat mendukung,” kata Nyoman Sugawa Korry, Wakil Ketua DPRD Bali, Jumat (3/11).

Sugawa Korry menambahkan, kehadiran Lembaga Penyalur BBM Satu Harga di Nusa Penida dalam waktu dekat, membuat masyarakat dapat menikmati BBM dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah. Yakni, Rp 6.450/liter untuk premium dan solar Rp 5.150/liter. Sebelumnya, masyarakat di pulau tersebut harus membeli lebih mahal kedua jenis BBM itu.

Menurut Sugawa Korry, selama ini tingkat perekonomian masyarakat Nusa Penida memang relatif tertinggal dibandingkan masyarakat pulau Bali. Penyebab kesenjangan, antara lain karena adanya perbedaan harga BBM yang cukup tinggi. Akibatnya, biaya produksi yang harus dikeluarkan masyarakat pun menjadi sangat tinggi.

Baca juga:  Masuk Kawasan PPKT, Pemkab Genjot Pembangunan Infrastruktur di Nusa Penida

“Dengan BBM Satu Harga ini, kita berharap bisa menekan ongkos produksi maupun biaya transportasi yang harus dikeluarkan masyarakat Nusa Penida. Dengan demikian, tingkat keuntungan juga meningkat dan pada akhirnya taraf kesejahteraan juga akan menjadi lebih baik,” ujarnya.

Itu sebabnya Sugawa Korry optimis, bahwa ke depan, kondisi perekonomian masyarakat Nusa Penida juga akan lebih baik. Selain bisa meningkatkan laju gerak roda perekonomian, kesamaan harga BBM, diharapkan juga bisa membuat masyarakat setempat memiliki daya saing yang lebih kuat.

Anggota Komisi II DPRD Bali, AA Ngurah Adhi Ardhana juga sependapat. Menurutnya, saat ini sebenarnya gerak roda ekonomi masyarakat Nusa Penida sudah mulai menunjukkan tren membaik. Terutama, dengan kian dikenalnya berbagai tempat pariwisata di tempat tersebut. Baik wisata rohani, yang ditandai dengan banyaknya pura besar, maupun wisata alam dengan destinasi yang sangat beragam.

Baca juga:  Ditengarai, Masih Ada Hotel dan Restoran di Klungkung Laporkan Pajak Fiktif

Sayangnya, meski secara pergerakan ekonomi sudah mulai positif, namun masyarakat masih harus menanggung beban biaya yang cukup tinggi. Hal itu, disebabkan karena adanya kesenjangan harga BBM yang cukup tinggi, seperti yang terjadi selama ini. Kondisi demikian, tentu saja menyebabkan harga kebutuhan pokok juga menjadi lebih tinggi.

Dengan adanya BBM Satu Harga, Adhi yakin bahwa masyarakat bisa lebih menikmati pergerakan roda ekonomi. Sebab, kesamaan harga BBM tersebut, akan meratakan biaya kebutuhan masyarakat Nusa Penida dengan masyarakat Pulau Bali. Dengan demikian pula diharapkan bisa menghindari lonjakan harga yang tinggi serta mengurangi beban biaya.

Baca juga:  Tiga Zona Merah di Bali Sumbang Kumulatif Kasus di Atas 150 Orang

“Makanya program ini baik sekali dan kami sangat mendukung. Program BBM Satu Harga ini sangat positif, tidak hanya bagi Nusa Penida, namun juga bagi Bali secara keseluruhan,” kata Adhi.

Sebelum program BBM Satu Harga di Nusa Penida diresmikan,  PT Pertamina sudah mengoperasikan 26 lembaga penyalur BBM di beberapa wilayah di Indonesia. Di antaranya 10 kabupaten di Provinsi Papua dan Papua Barat, dua kabupaten di Maluku Utara, serta masing-masing satu di Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Jatim, Jateng, Sumatera Utara, Sumatera Barat, NTT, dan NTB. Hingga akhir 2017, Pertamina ditargetkan mengoperasikan sebanyak 54 Penyalur BBM Satu harga.(citta maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *