Macet
Truk pengangkut material galian C berjejer di Kintamani. (BP/ist)
BANGLI, BALIPOST.com – Jalur Culali, Desa Batur, Kintamani dilanda kemacetan panjang sejak beberapa hari terakhir. Kondisi itu terjadi akibat meningkatnya aktifitas kendaraan truk Galian C yang berlalu-lalang ke lokasi galian C di wilayah Desa Songan. Karena kemacetan di jalur tersebut dirasakan sangat mengganggu aktifitas, warga yang tinggal di sekitarnya berharap instansi terkait segera turun tangan mengatasi kondisi itu.

Seorang warga di Toya Mampeh, Batur Wayan Badan, Minggu (1/10) mengungkapkan, kemacetan panjang di jalur Culali sudah terjadi sejak hampir 7 hari terakhir. Tepatnya sejak aktifitas galian C di Karangasem ditutup akibat meningkatnya aktifitas Gunung Agung. “Macetnya bisa sampai 3 kilometer. Per harinya ada ribuan truk yang berlalu-lalang di sana,” ungkapnya.

Baca juga:  Longsor di Mengening, Satu Keluarga Tewas

Wayan Badan mengatakan kemacetan panjang yang terjadi di jalur Culali dirasakan sangat mengganggu aktifitas warga. Warga yang tinggal di sekitar Toya Mampeh termasuk dirinya terpaksa melalui jalur Penelokan untuk menuju Pasar Kintamani. “Anak-anak juga jadinya tidak bisa sekolah karena macet,” terangnya.

Untuk mengatasi kemacetan di jalur itu, Badan mengaku sudah sempat menghubungi pihak Dinas Perhubungan Kabupaten Bangli. Hanya saja laporan yang disampaikannya itu tidak mendapat tindak lanjut. “Saya harapkan petugas tidak hanya melakukan pengaturan lalu lintas di depan Pasar Kintamani yang notabene jalurnya aman-aman saj. Tapi saya harapkan juga bisa melakukan pengaturan di Jalur Culali,” ujarnya.

Baca juga:  Konter Kemalingan, Puluhan HP Raib

Selain melakukan pengaturan lalu lintas, Badan juga sangat berharap kondisi jalan di Jalur Culali yang selama ini rusak parah dan berdebu bisa segera diperbaiki Pemerintah Kabupaten.

Selain Wayan Badan, Wayan Karta warga Toya Mampeh lainnya juga mengungkapkan hal yang sama. Karta mengatakan kemacetan panjang akibat banyaknya aktifitas truk Galian C belakangan ini benar-benar sangat menghambat aktifitas masyarakat. “Masyarakat sekarang susah ngapa-ngapain. Mau sekolah susah, mau sembahyang juga jadi terhambat karena jalannya macet seperti ular,” terangnya.

Baca juga:  Gempabumi Dirasakan di Kuta dan Negara

Untuk mengatur kemacetan lalu lintas di Jalur Culali, Karta mengaku pihaknya sudah sempat menghubungi pihak yang berwenang. Hanya saja tidak mendapatkan tanggapan. “Kami bukan menentang mereka yang berprofesi di Galian C. Tapi kami selaku masyarakat merasa keberatan dengan kemacetan di jalur Culali,” imbuhnya. (dayu rina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *