AMLAPURA, BALIPOST.com – Bila erupsi Gunung Agung benar-benar terjadi, para pengungsi yang terjebak di daerah terisolir rencananya akan dievakuasi melalui jalur laut. Komandan Satgas Siaga Bencana, Letkol Inf. Fierman Sjafirial Agustus mengatakan perlu opsi jalur laut untuk mengantisipasi segala kemungkinan.

Dandim 1623/Karangasem ini mengatakan, salah satu titik pengungsian terpadat ada di Kecamatan Abang yang dipusatkan di Lapangan Gajah Wea. Titik pengungsian ini menampung pengungsi dari sepuluh desa di Kecamatan Abang dan Bebandem. Desa-desa itu, antara lain Desa Budakeling, Ababi, Abang, Nawa Kerti, Kesimpar, Tista, Pidpid, Datah, Labasari dan Culik. Tempat pengungsian ini menampung ribuan pengungsi karena daerahnya cukup luas.

Dandim menegaskan, bila terjadi erupsi Gunung Agung, maka jalur antara pusat posko pengungsian di Lapangan Ulakan dengan tempat pusat pengungsian di Lapangan Gajah Wea akan terputus. Sebab, bila terjadi erupsi, jalur Kota Amlapura diperkirakan akan tersapu lahar, karena masuk zona merah. Dalam situasi kemungkinan terburuk itu, maka diperlukan jalur pengalihan pengungsi agar para pengungsi di Lapangan Gajah Wea Abang bisa dievakuasi ke Pusat Posko Pengungsian di Lapangan Ulakan. “Oleh karena itu, kita perlu ambil opsi jalur laut untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk ini,” tegasnya.

Baca juga:  Pangdam IX/Udayana Hadiri HUT ke-69 Bali Post

Opsi jalur laut juga akan diambil bila erupsi Gunung Agung nantinya menganggu penerbangan di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali. Sebab, bila bandara terganggu, wisatawan asing tidak akan bisa memanfaatkan bandara.

Kepala BNPB Willem Rampangilei, menegaskan akan memanfaatkan Pelabuhan Padangbai untuk jalur evakuasi. Sudah ada 32 kapal yang siaga di pelabuhan setempat, bila mana situasi terburuk terjadi. “Cuma masalahnya, kalau kapalnya semua dimanfaatkan evakuasi, penyebrangan biasa ke jalur resmi bisa berjalan apa tidak?,” katanya.

Baca juga:  Pengelola Rafting Diimbau Tingkatkan Kewaspadaan

Dari Pelabuhan Padangbai, wisatawan akan dievakuasi ke Surabaya, kemudian naik pesawat disana melalui beberapa bandara setempat. “Kalau erupsi terjadi, mudah-mudahan dampaknya tak sampai ke Surabaya,” imbuh Willem.

Kepala ASDP Indonesia Ferry Padangbai, I Wayan Rosta mengaku siap bersinergi membantu jalur evakuasi melalui laut. Menurutnya, dalam situasi genting tentu proses evakuasi tetap menjadi prioritas.

Jalur laut ini menjadi opsi terakhir, bilamana erupsi Gunung Agung berdampak buruk pada jalur-jalur yang menghubungkan antar posko pengungsian. Satgas Siaga Bencana harus sudah memikirkan langkah-langkah ke arah itu, mengingat level aktivitas vulkanik Gunung Agung sudah pada status awas. (Bagiarta/balipost)

Baca juga:  Tingkatkan Nilai Tambah, Pengukir Disertifikasi
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *