Suasana penyeberangan di Pelabuhan Ketapang. (BP/dok)
BANYUWANGI, BALIPOST.com – Rencana pengadaan dermaga premium di penyeberangan Ketapang – Gilimanuk masih jalan terus. Layanan VIP ini ditargetkan beroperasi tahun 2019. Kini, layanan serupa masih diuji coba di jalur penyeberangan Merak-Bakahueni. Karena kelas premium, dermaga ini dilengkapi fasilitas khusus. Tarifnya juga beda.

Selain fasilitas khusus, waktu penyeberangan dipastikan lebih cepat. Bebas antrean. “Tim sudah survei. Ketapang-Gilimanuk layak dibuatkan dermaga premium. Sekarang, kita masih uji coba di penyeberangan Merak-Bakahueni,” kata Direktur Komersial PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) M. Yusuf Hadi, belum lama ini.

Baca juga:  TPDI Minta KPK Tetapkan Aziz Syamsuddin Sebagai Tersangka

Dijelaskan, dermaga premium ini merupakan pengembangan usaha dari PT ASDP melalui anak perusahaannya. Tujuannya, mempercanggih layanan penyeberangan. Dia mencontohkan di jalur Merak-Bakahueni yang sudah dilayani dermaga premium ini. Jadwal pelayaran yang normalnya sekiyar 2 jam, bisa ditempuh lebih cepat. “Fasilitas kapalnya juga lebih lengkap, mirip bandara,” jelasnya.

Khusus di Ketapang, kata dia, masterplan dermaga premium sudah jadi. Proyek ini juga harus berjalan dari dua sisi, di Ketapang dan Gilimanuk. Nantinya, Pelabuhan Ketapang akan dilengkapi dengan mall hingga fasilitas lain.

Baca juga:  PDIP Usung KBS - Cok Ace Jadi Cagub dan Cawagub Bali

Jalur Ketapang-Gilimanuk sengaja dipilih layanan eksekutif ini dengan berbagai alasan. Salah satunya, menjadi pintu masuk Bali, kawasan wisata internasional. ” Kita ingin menunjukkan ke wisatawan asing penyeberangan kita berstandar internasional,” jelasnya.

Alasan lainnya, jalur Ketapang – Gilimanuk merupakan lintasan padat nasional, setelah Merak – Bakahueni. Lalu, menjadi jalur logistik nasional dari Jawa ke Indonesia timur. Tak kalah penting, Ketapang menjadi prioritas keamanan. Sebab, berdekatan dengan Bali.

Baca juga:  Karantina Kembalikan Puluhan Kilogram Hati Ayam

Jika beroperasi, tarif tiket di kapal premium bisa selisih sekitar 50 persen dibanding kapal biasa. “Tentunya ini mekanisme pasar. Dengan layanan premium, tarifnya tentu beda dengan biasa,” jelas mantan General Manager PT. ASDP Ketapang – Gilimanuk ini.

Meski ada kapal premium, kata dia, kapal biasa tetap akan beroperasi. Kapal premium ini hanya membidik kalangan khusus yang menginginkan layanan lebih ketika menyeberang. (Budi Wiriyanto/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *