
DENPASAR, BALIPOST.com – Perayaan momen pergantian tahun baru di Denpasar yang tahun-tahun sebelumnya berlangsung di Pantai Mertasari dengan penyalaan kembang api, tahun ini berlangsung sederhana. Momen pergantian tahun hanya diisi dengan pentas budaya Melepas Matahari yang dipusatkan di kawasan Catur Muka dan tanpa kembang api.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Ni Luh Putu Riyastiti saat dikonfirmasi, Senin (29/12) mengatakan, kebijakan ini diambil dengan mempertimbangkan kondisi saat ini di tengah bencana yang terjadi serta efesiensi anggaran. Pemerintah Kota Denpasar ingin tetap menghadirkan suasana pergantian tahun yang bermakna, namun tetap mengedepankan empati sosial, keselamatan masyarakat, serta pengelolaan anggaran yang lebih bijak.
“Pergantian tahun tetap kami rayakan, tetapi dengan konsep yang lebih sederhana dan berfokus pada nilai budaya, tanpa pesta kembang api,” ujarnya.
Terkait dengan pentas budaya Melepas Matahari yang digelar pada 31 Desember nanti, Kepala Bidang Kesenian Disbud Kota Denpasar, I Wayan Arta mengatakan, akan berlangsung mulai pukul 16.00 Wita hingga 23.00 Wita, berpusat di kawasan Catur Muka dan sisi selatan Lapangan Puputan Badung, Denpasar.
Dia menjelaskan, kegiatan tersebut dikemas secara sederhana tanpa hiburan musik modern maupun pesta kembang api. “Tidak seperti tahun lalu, kali ini tidak ada musik dan kembang api. Esensinya tetap pada pembinaan dan pelestarian seni budaya,” ujar Arta.
Pembukaan inaugurasi akan digelar di kawasan Catur Muka dan dikoordinir oleh Sakti Manca dari Yayasan Naluri Manca, menampilkan puncak acara ‘Melepas Matahari’ dengan ragam kesenian etnis yang berkembang di Kota Denpasar. Pembukaan dijadwalkan berlangsung pukul 16.00 hingga 18.00 WITA, dilanjutkan pementasan seni dari 65 sanggar binaan Pemkot Denpasar hingga pukul 20.00 Wita, dengan masing-masing sanggar menurunkan minimal 25 orang penampil.
Selanjutnya, mulai pukul 20.00 hingga 23.00 WITA, panggung di sisi selatan Lapangan Puputan Badung akan diisi pementasan kesenian perempuan dan anak-anak, termasuk dolanan tradisional. Beberapa sajian di antaranya Gong Kebyar calon duta Pesta Kesenian Bali (PKB) serta dolanan yang sebelumnya belum sempat tampil pada ajang PKB.
Kegiatan ini mengusung tema ‘Bhineka Nusantara’, menghadirkan seluruh tokoh agama sebagai simbol heterogenitas dan toleransi di Kota Denpasar. Sejumlah kesenian etnis turut dilibatkan, seperti Saman dari Aceh, Jaranan Jawa, kesenian Borneo, Tionghoa, serta kesenian Bali seperti Jejangeran, yang dipadukan dalam konsep Vasudhaiva Kutumbakam. (Widiastuti/bisnisbali)










