Tim gabungan melakukan evakuasi terhadap remaja yang mengalami hipotermia saat mendaki Gunung Agung, Selasa (23/12). (BP/istimewa)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Tim gabungan Basarnas Kabupaten Karangasem melakukan evakuasi terhadap seorang remaja yang melakukan aktivitas pendakian ke Gunung Agung, Karangasem, pada Selasa (23/12). Proses evakuasi dilakukan perempuan remaja itu mengalami hipotermia atau kedinginan saat naik ke gunung tertinggi di Bali tersebut.

Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa mengungkapkan, pendaki yang mengalami hipotermia tersebut atas nama Ni Komang Kartika (16). Korban mendaki melalui jalur pendakian Pura Pengubengan, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.

Baca juga:  Atasi Peningkatan Suhu Udara di Bali, Izin Berusaha Diperketat dan Harus Ramah Lingkungan

Saat naik, korban bersama dengan tiga rekannya, pada Senin sekitar pukul 11.00 WITA. “Setelah menerima laporan, sekitar pukul 23.40 WITA, tim mulai melakukan pencarian korban bersama tim gabungan,” ujar Arimbawa.

Arimbawa mengatakan, setelah melakukan pencarian hampir 2 jam, sekitar pukul 01.20 Wita, informasi dari Pemandu Hutan Desa Mahawana Basuki Besakih menyebutkan bahwa korban telah ditemukan di ketinggian 2.050 MDPL dalam kondisi hipotermia. Korban kemudian segera dievakuasi turun menuju Pura Pengubengan.

“Tim baru sampai di bawah di pura Pada pukul 04.20 Wita bersama dengan korban. Setelah itu, korban langsung dilakukan pemeriksaan oleh tim medis Puskesmas Rendang. Korban dinyatakan selamat dan langsung dirujuk ke Puskesmas Rendang menggunakan ambulans,” kata Arimbawa.

Baca juga:  Dua Rumah Roboh ditangani BPBD

Selama pencarian, tim menghadapi sejumlah kendala, yakni hujan cukup deras, kabut tebal di ketinggian 1.945 MDPL, serta jalur pendakian yang licin akibat diguyur hujan.

Sementara itu, Kapolsek Rendang, Kompol I Made Berata menjelaskan, korban melakukan pendakian bersama tiga orang rekannya sejak Senin (22/12). Namun, saat dalam perjalanan menuju puncak Gunung Agung, korban diduga mengalami hipotermia sehingga rekannya langsung menghubungi pihak terkait untuk meminta bantuan. “Cuaca di sekitar Gunung Agung saat itu hujan dan angin sangat kencang sehingga membuat pendaki mengalami kedinginan,” kata Berata.

Baca juga:  Alumni 84 SLUA 2 Saraswati Denpasar Berbagi Nasi Bungkus

Berata mengimbau kepada seluruh masyarakat yang hendak melakukan pendakian ke Gunung Agung harus didampingi pemandu. Hal ini mengingat saat ini cuaca tidak menentu dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN