MANGUPURA, BALIPOST.com – Tragedi tenggelamnya seorang remaja berinisial IKAAP (14) di Bendungan Penarungan, Banjar Tegal, Desa Abiansemal Dauh Yeh Cani, Minggu (14/12) sore, rupanya meninggalkan sedikit cerita. Sebelum kejadian, korban sempat diingatkan rekannya untuk tidak mandi di tengah pusaran air.
Namun sayangnya, peringatan itu diabaikan sehingga terjadi kejadian tersebut.
Kapolsek Abiansemal, Kompol Nyoman Karang Adiputra, didampingi PS Kasubsipenmas Sihumas Polres Badung, Aiptu Ni Nyoman Ayu Inastuti, Senin (15/12) menjelaskan kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 15.24 WITA.
Dari keterangan saksi, IBDPE (15) pukul 15.00 WITA, ia bersama 20 temannya yang tergabung dalam salah satu organisasi hendak membentangan banner di areal bendungan.
Namun tiga orang termasuk korban mengarah pinggir barat bendungan untuk mandi. Pukul 15.24 WITA, korban terseret arus ke arah utara lalu menghilang.
Sementara saksi lainnya, NRD (14) mengatakan selesai pasang banner di besi jembatan, ia bersama tiga temannya termasuk korban mandi. Saat mereka mandi, korban mengajak NRD dan teman lainnya ke tengah pusaran, tepatnya di bawah air terjun bendungan.
Namun NRD menolak dan memperingati korban supaya jangan ke sana karena arus air sangat deras serta dalam.
Namun korban tidak menghiraukan peringatan itu. Beberapa menit kemudian NRD melihat korban melambaikan tangan dengan gestur minta tolong lalu tenggelam.
Sekitar pukul 16.43 WITA dilakukan upaya pencarian korban oleh tim gabungan Basarnas, BPBD Badung, Satpolairud Polres Badung dan Polsek Abiansemal. Setelah dilakukan pencarian akhirnya pukul 18.05 WITA, korban ditemukan meninggal dan jasadnya dibawa ke RSU Mangusada Kapal dengan menggunakan ambulans.
“Hasil pemeriksaan awal ada luka goresan di leher belakang korban akibat terkena besi jangkar yang digunakan pada saat pencarian. Dari mulut dan hidung korban mengeluarkan busa bercampur darah diakibatkan paru-paru kemasukan air. Pihak keluarga menerima kejadian dengan ikhlas karena dianggap musibah. (Kerta Negara/balipost)
