Kegiatan vaksinasi massal HPR di Desa Sulahan, Susut, Rabu (17/12). (BP/istimewa)

 

BANGLI, BALIPOST.com – Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli, melakukan vaksinasi massal hewan penular rabies (HPR) di Banjar/Desa Sulahan, Susut, Rabu (17/12).

Langkah ini diambil hasil uji laboratorium yang menyatakan, seekor anjing yang menggigit belasan warga di wilayah tersebut positif rabies.

Kepala Dinas PKP Bangli, I Wayan Sarma mengatakan, dalam kegiatan vaksinasi massal ini pihaknya menerjunkan tiga tim, dari petugas gabungan dari Kecamatan Bangli dan Susut. Sebagai langkah tambahan sesuai SOP, pihaknya juga melakukan eliminasi selektif dan tertarget terhadap anjing liar yang dicurigai sempat kontak dengan anjing rabies tersebut.

Sebelum kegiatan di lapangan, Dinas PKP juga telah memberikan edukasi kepada masyarakat melalui sangkepan (pertemuan) yang diprakarsai oleh Perbekel dan Kelian Banjar pada Selasa (16/12) malam.

“Dalam sangkepan itu kami sampaikan edukasi dan penyuluhan kepada warga bagaimana upaya penanggulangan rabies,” jelasnya.

Sarma menyampaikan, terimakasih atas dukungan perbekel dan Kadus Sulahan yang membantu mengerahkan warga untuk mendatangkan anjing-anjing yang akan divaksin serta melakukan penanganan terhadap bangkai anjing hasil eliminasi.

Baca juga:  Anjing Rabies Gigit Warga di Songan

Pihaknya juga mengapresiasi kesigapan pihak desa dalam melakukan penanganan sesuai SOP ketika terjadinya kasus gigitan anjing.

Sementara itu, terkait cakupan vaksinasi HPR secara keseluruhan hingga Desember ini, Sarma menyebutkan sudah mencapai 87 persen dari populasi anjing di Bangli. Melampaui target. “Target awal kami adalah 80 persen populasi anjing di Bangli yang tervaksinasi, namun realisasinya sudah mencapai 87 persen. Ini sudah melebihi target,” ujarnya.

Dia memastikan bahwa stok vaksin rabies saat ini dalam kondisi cukup. Sarma mengakui bahwa keberadaan anjing liar yang tidak bertuan masih menjadi kendala utama dalam pemberantasan rabies di Bangli.

Berdasarkan laporan yang diterimanya anjing yang menggigit belasan warga tersebut diketahui sebagai anjing liar yang belum pernah mendapatkan vaksin.

“Anjing yang menggigit kemarin bukan peliharaan warga, melainkan anjing liar. Terakhir di Sulahan kami lakukan vaksinasi bulan September lalu dan kehadiran masyarakat sangat bagus. Sehingga masuk akal kalau anjing yang menggigit kemarin itu anjing liar yang tidak berpemilik dan tidak tervaksin,” pungkasnya.

Baca juga:  Tekan Penyebaran Rabies di Buleleng, Puluhan Anjing Disterilisasi

Diberitakan sebelumnya, belasan warga di Kecamatan Susut menjadi korban serangan seekor anjing diduga rabies. Satu korban di antaranya terpaksa dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan setelah mengalami luka dan patah tulang akibat berusaha melawan serangan anjing tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangli dr. I Nyoman Arsana dikonfirmasi, Senin (15/12) membenarkan adanya kejadian itu. Dikatakan bahwa ada 12 warga di Desa Sulahan yang menjadi korban gigitan seekor anjing.

Insiden serangan anjing diduga rabies itu terjadi pada Minggu (14/12) sore. “Sebagian besar korban digigit pada bagian kaki,” terangnya didampingi Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Diskes Bangli, I Nyoman Sudarma.

Baca juga:  Tabanan Jadi Pilot Project Vaksinasi JE

Selain di Desa Sulahan, di hari yang sama dilaporkan juga ada seorang warga di Desa Tiga yang jadi korban gigitan anjing diduga dari anjing yang sama. Kejadiannya pada pagi hari.

Arsana memastikan, seluruh korban gigitan anjing sudah mendapat penanganan dan vaksin anti rabies (VAR) di Puskesmas setempat.

Satu korban gigitan anjing di Sulahan harus mendapat perawatan di rumah sakit karena mengalami luka serius dan patah tulang pada bagian paha akibat berusaha melawan serangan anjing tersebut. “Korban yang dirawat di RS merupakan lansia berusia 84 tahun. Korban sudah mendapat penanganan di RS berupa pemberian VAR dan SAR,” jelasnya.

Dinas kesehatan masih menelusuri apakah ada warga lain yang sempat digigit anjing diduga rabies tersebut. Jika ada, warga diimbau untuk melapor agar bisa segera mendapat penanganan. Arsana memastikan stok VAR aman sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. (Dayu Swasrina/balipost)

 

BAGIKAN