Beberapa petani menaburkan pupuk pada tanaman padi di kawasan Renon, Denpasar. (BP/Eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada November 2025 tercatat sebesar 101,98. Angka ini mengalami kenaikan 1,93 persen dibandingkan Oktober 2025 yang berada pada level 100,04.

Kenaikan ini ditopang oleh naiknya Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 2,16 persen, sementara Indeks yang Dibayar Petani (Ib) juga mengalami kenaikan ringan sebesar 0,22 persen dari 126,14 menjadi 126,42.

Kepala BPS Bali Agus Gede Hendrayana Hermawan di Denpasar menjelaskan, kondisi NTP yang berada di atas angka 100 menunjukkan bahwa pendapatan petani relatif lebih baik dibandingkan pengeluarannya. Secara umum, produk pertanian yang dijual petani pada November 2025 mampu menutupi kebutuhan konsumsi rumah tangga serta biaya produksi pertanian.

Baca juga:  Sejumlah Maskapai China Ajukan Penerbangan Langsung ke Pulau Dewata

Menurutnya, dari lima subsektor penyusun NTP, tiga subsektor berada di atas angka 100, yakni subsektor tanaman pangan, hortikultura, dan tanaman perkebunan rakyat. Ada pun subsektor peternakan serta perikanan masih berada di bawah level keseimbangan tersebut.

Pada subsektor tanaman pangan, kata dia, NTP November 2025 tercatat 103,02, turun 0,96 persen dari posisi Oktober 2025 sebesar 104,02. Penurunan ini dipicu oleh turunnya It sebesar 0,76 persen akibat melemahnya indeks kelompok padi (turun 0,79 persen) dan palawija (turun 0,27 persen).

Sementara itu, Ib naik 0,20 persen menjadi 126,91, dipengaruhi kenaikan konsumsi rumah tangga sebesar 0,30 persen, meski indeks biaya produksi (BPPBM) menurun 0,12 persen.

Baca juga:  15 Poin Wajib Dilakukan di TPS, Ini Rinciannya

Begitupula subsektor hortikultura mencatat kenaikan paling signifikan. NTP Hortikultura (NTPH) melesat dari 88,93 menjadi 104,35 atau naik 17,34 persen.

“Kenaikan ini didorong lonjakan It sebesar 17,61 persen, terutama disumbang oleh kenaikan harga komoditas jeruk, tomat, dan bawang merah,” terangnya.

Indeks kelompok buah-buahan naik 22,24 persen, sayur-sayuran naik 14,40 persen, dan tanaman obat-obatan meningkat 2,02 persen.

Sementara Ib naik tipis 0,23 persen dengan dorongan konsumsi rumah tangga yang meningkat 0,33 persen.

Begitupula subsektor tanaman perkebunan rakyat mencatat NTP sebesar 108,37, turun 0,15 persen dari bulan sebelumnya.

Baca juga:  Usai "Booking" Perempuan, Berdalih Ini Pemuda Berupaya Larikan Motor

Penurunan ini terjadi meski It naik 0,09 persen menjadi 136,71, didukung peningkatan harga komoditas kopi dan cengkeh. Kenaikan Ib sebesar 0,24 persen menjadi 126,16 menjadi faktor penekan, dipicu meningkatnya konsumsi rumah tangga sebesar 0,29 persen serta naiknya BPPBM sebesar 0,02 persen.

Secara keseluruhan, ia menilai, peningkatan NTP Bali pada November 2025 menunjukkan perbaikan daya beli petani, terutama ditopang oleh kinerja kuat subsektor hortikultura dan tetap solidnya subsektor perkebunan rakyat. Namun, beberapa subsektor masih menunjukkan tekanan, menandakan perlunya penguatan stabilitas harga komoditas dan efisiensi biaya produksi untuk menjaga kesejahteraan petani Bali secara berkelanjutan. (Suardika/bisnisbali)

BAGIKAN