
DENPASAR, BALIPOST.com – Puluhan calon pekerja migran Indonesia (PMI) yang memperoleh pelatihan terapi spa di Bali dilepas dengan tujuan Maladewa, Kamis (5/12).
Pelepasan sebanyak 40 calon PMI ini dilakukan Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin bersama Wakil Menteri (Wamen) P2MI Christina Aryani.
:Mereka sudah satu bulan mengikuti pendidikan kilat (diklat),” kata Menteri P2MI Mukhtarudin di Denpasar, dikutip dari Kantor Berita Antara.
Sebanyak 40 peserta itu memiliki keahlian khusus industri spa yaitu terapis kebugaran fisik dan mental (wellness) yang tak hanya soal pemijatan, tapi juga penyembuhan dan relaksasi.
Para peserta telah mengikuti pelatihan intensif dengan biaya pelatihan dan akomodasi ditanggung penuh pemerintah, antara lain terkait teknik pemijatan dan keterampilan meracik minyak aromaterapi, di Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar.
Senada dengan Mukhtarudin, Wamen P2MI Christha Aryani menambahkan PMI dengan keahlian khusus tersebut merupakan program percontohan untuk pelatihan pekerja migran daerah lain di Indonesia.
Dalam pelatihan itu pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melalui Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Bali, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI, dan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK)
“Ke depan ini bisa diduplikasi di wilayah kerja BP3MI sebagai cabang kami di daerah, agar lebih banyak masyarakat mendapatkan kesempatan,” ucapnya.
Sementara itu Kepala Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Bali Anak agung Gde Indra Hardiawan menjelaskan dalam pelatihan itu para peserta dibagi dalam dua kelompok masing-masing 20 orang, yaitu segmentasi terapi lanjutan dan terapi yang dikontrak untuk pertama kali.
Para peserta yang sebagian besar perempuan itu tidak hanya berasal dari Bali, tapi juga dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Sulawesi Selatan.
“Untuk segmen spa lanjutan periode Desember ini ada delapan peserta sudah diterima di beberapa perhotelan di Maladewa dan secara bertahap menyusul ditempatkan pada Maret 2026,” ucapnya.
Selain ke Maladewa, lanjut dia, pemerintah juga menjajaki negara lain yaitu Turki untuk PMI terapis spa itu bekerja sama dengan lembaga penyalur pekerja migran Indonesia.
Sementara itu salah satu peserta diklat Felicia Patricia Harly asal Sulawesi Selatan mendapatkan pelatihan terkait pemijatan ala Bali, lulur, perawatan wajah dan boreh atau rempah-rempah untuk perawatan kulit.
“Saya rencana ikut kontrak dua tahun di Maladewa,” kata Felicia.
Kementerian BP2MI menyediakan laman siskop2mi.bp2mi.go.id sebagai situs informasi untuk pekerja Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri. (kmb/balipost)










