Kegiatan verifikasi lapangan yang dilakukan tim dari BPBD pasca bencana banjir, di bulan September 2025 lalu. (BP/dokumen)

 

TABANAN, BALIPOST.com – Penanganan dampak pascabanjir yang melanda sejumlah wilayah di Tabanan pada September 2025, terus dikebut. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan memastikan sudah ada 77 laporan dan permohonan yang masuk telah diverifikasi, dan saat ini sedang tahap finalisasi administrasi pencairan bantuan.

Berdasarkan data BPBP Tabanan, dari total laporan tersebut, sebanyak 28 permohonan telah ditetapkan menerima bantuan sosial dari Pemerintah Provinsi Bali dengan nilai keseluruhan Rp935 juta. Anggaran ini dialokasikan untuk perbaikan 20 unit rumah warga senilai Rp569 juta serta perbaikan 8 unit tempat ibadah/pura sebesar Rp366 juta.

Baca juga:  Lumpuh, Sujana Diberi Kursi Roda dan Sembako oleh Ny. Anggreni Pandu Lagosa

Sementara itu, 49 permohonan lainnya sedang diproses untuk mendapatkan bantuan melalui APBD Kabupaten Tabanan, melalui skema Belanja Tidak Terduga (BTT) dengan total Rp1,341 miliar. Bantuan ini mencakup perbaikan 13 unit rumah warga senilai Rp191 juta serta perbaikan 36 unit fasilitas umum dengan anggaran Rp1,150 miliar.

Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Tabanan, I Dewa Gede Anta, seizin Kepala Pelaksana BPBD Tabanan mengatakan seluruh bantuan tersebut ditargetkan segera tersalurkan setelah kelengkapan administrasi rampung.

Baca juga:  Denpasar Benarkan Warganya Meninggal Positif COVID-19

“Kami percepat prosesnya karena bantuan ini sangat ditunggu masyarakat yang terdampak. Tujuannya untuk meringankan beban warga serta mempercepat pemulihan pascabanjir,” ujarnya, Senin (1/12).

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Tabanan, I Nyoman Srinada Giri pernah mengatakan, BPBD selalu menegaskan komitmennya untuk memastikan setiap laporan mendapatkan penanganan sesuai tingkat kerusakan dan kebutuhan di lapangan, sehingga pemulihan sarana permukiman maupun fasilitas publik dapat berjalan optimal.

Baca juga:  Australia Bantu Alat Desalinasi untuk Nusa Lembongan

Srinada Giri juga mengimbau masyarakat tetap waspada menghadapi potensi bencana hidrometeorologi memasuki puncak musim hujan. Ia menyebutkan, curah hujan ekstrem masih mungkin terjadi sehingga masyarakat diminta memperhatikan kondisi lingkungan sekitar, terutama yang tinggal di wilayah rawan banjir, tanah longsor, dan genangan.

“Kami mengajak masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Antisipasi dini sangat penting agar kejadian serupa tidak menimbulkan dampak yang lebih besar,” pungkasnya. (Dewi Puspawati/balipost)

 

BAGIKAN