Sejumlah keluarga pejuang melaksanakan ziarah di Taman Pujaan Bangsa (TPB) Margarana, Tabanan, Kamis (20/11). (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Sudah menjadi tradisi tiap tahun, pemandangan menarik selalu mewarnai peringatan Puputan Margarana, Tabanan. Setiap 20 November, keluarga besar para pejuang memadati setiap sudut Taman Pujaan Bangsa (TPB) Margarana untuk berziarah.

Suasana serupa kembali tampak pada peringatan tahun 2025, ketika peziarah sejak pagi berdatangan memenuhi areal nisan dan tugu pahlawan, pada Kamis (20/11).

Keluarga pejuang datang silih berganti melakukan tabur bunga dan doa di depan nisan para pejuang yang gugur dalam peristiwa bersejarah pada 20 November 1949. Mereka ini datang dari berbagai daerah di Bali dan berkumpul untuk mengenang jasa para leluhur mereka.

Baca juga:  Bakar Warung Milik Pacarnya, Pria Asal Sumsel Ditahan

Penghormatan dengan mengajak keluarga khususnya generasi muda ini juga bertujuan sekaligus menanamkan nilai perjuangan.

Seperti dikatakan Ketut Juniarta (43), peziarah asal Banjar Modjan, Desa Mekarsari, Baturiti, mengatakan kedatangannya bersama keluarga adalah bentuk penghormatan kepada kakeknya, I Made Tjakera, yang gugur dalam pertempuran tersebut.

“Selain mendoakan, ini untuk mengingatkan anak-anak kami tentang perjuangan kakek mereka. Ada rasa bangga dan haru setiap kali kami datang ke sini,” katanya.

Baca juga:  BBMKG: Potensi Gelombang Laut di Bali Hingga Empat Meter

Hal senada juga dirasakan Gusti Ketut Gede Mantara Putra. Ia mengenang kakeknya, Sersan Gusti Wayan Kuduk asal Mengwi, yang juga gugur dalam Puputan Margarana.

Menurutnya, momen ini bukan hanya ritual ziarah, tetapi juga ajang mempererat kembali ikatan keluarga besar pejuang dari berbagai daerah. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN