Ilustrasi. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Program kesehatan gratis untuk anak bernama Nyoman dan Ketut atau anak ketiga dan keempat di Bali akan dimulai pada 2026.

Ibu hamil yang mengandung anak nyoman dan ketut yang akan lahir pada Januari 2026 pun sudah didata oleh Dinas Kesehatan Provinsi (Dinkes) Bali.

Dari 25.000 ibu hamil yang didata sejak Mei – Oktober 2025, hanya 1.300 atau 5,2 % ibu hamil yang mengandung anak ketiga dan keempat.

Kadiskes Bali, dr. I Nyoman Gede Anom, mengatakan program kesehatan gratis untuk anak bernama nyoman dan ketut akan dimulai 2026. Untuk itu, ibu hamil yang akan melahirkan pada bulan Januari 2026 sudah didata.

Diungkapkan, hanya 1.300 ibu hamil yang mengandung anak nyoman dan ketut dari 25.000 ibu hamil yang didata sejak Mei-Oktober 2025.

Baca juga:  5 Berita Koran Bali Post Terbit Hari Ini, Jumat 31 Oktober 2025

“Data ibu hamil sudah disiapkan. Data yang kami dapatkan yang ibu hamil mulai Mei sampai terakhir kemarin Oktober, yang namanya nyoman dan ketut artinya yang hamil anak ketiga dan keempat untuk orang keseluruhan itu sekitar 1.300 orang dari 25.000 yang hamil. Jadi kan bisa dilihat tuh betapa kecilnya yang hamil anak nyoman dan ketut. Dikit sekali. Itu kalau nggak (diprogramkan dengan program kesehatan gratis,red) nanti lama-lama hilang terus,” ujar dr. Anom, Rabu (12/11).

Dikatakan, program kesehatan gratis untuk anak bernama nyoman dan ketut merupakan program dari Gubernur Bali, Wayan Koster. Pendataan ibu hamil pun terus dilakukan untuk memastikan anak bernama nyoman dan ketut yang lahir pada tahun 2026 mendapat jaminan kesehatan. Sedangkan untuk regulasinya sedang disusun.

Baca juga:  Menko Airlangga Harap Komitmen Pengusaha Tak Cicil THR Pegawai

“Itu (regulasi,red) lagi menyusun. Nanti yang menyiapkan detail Pak Gubernur. Kita menyiapkan semuanya untuk persiapan. Mendata ibu hamil. Sekarang kita mulai mendata ibu hamil mulai bulan Mei 2025. Karena dia akan melahirkan di bulan Januari 2026. Itu yang kita data, mulai Mei sampai terakhir ini. Terus kita bergerak untuk mendata ini,” terangnya.

Insentif yang diberikan, yaitu berupa biaya kesehatan. Mulai dari kehamilan, periksa kesehatan sampai melahirkan. Setelah itu anaknya diberikan asupan pangan yang bergizi termasuk ibunya.

Dikatakan, pelayanan program kesehatan gratis ini tidak hanya berlaku di pelayanan kesehatan milik pemerintah, namun juga di pelayanan kesehatan swasta. Sepanjang mereka meiliki BPJS. “Mereka akan kita tanggung di BPJS. Selama dia punya BPJS, dimana saja bisa. Swasta bisa, tergantung rujukannya. Semua kita tanggung di BPJS,” tandasnya.

Baca juga:  Berbekal Pemotong Besi, Maling Bobol 5 Rumah

Anom menegaskan program kesehatan bagi anak nyoman dan ketut ini ditanggung hingga Balita. Setelah itu, dilanjutkan dengan program pendidikan gratis hingga pendidikan tinggi. “(Sampai anaknya usia berapa ditanggung?,red) Dari dalam kandungan hingga Balita. Nanti setelah itu baru pendidikan. Nanti mulai dia masuk TK sampai perguruan tinggi,” ujarnya.

Anom mengatakan bahwa program ini juga untuk menghidupkan kembali KB Bali, yaitu empat anak. “Jadi KB Bali punya 4 anak supaya nama nyoman dan ketut  tidak musnah. Datanya turun terus setiap tahun. Rata-rata yang punya anak hanya dua,” pungkasnya. (Ketut Winata/balipost)

BAGIKAN