Pemadam kebakaran Dinas Damkar Denpasar saat memadamkan kebakaran (BP/ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Ditengah kebencanaan kebakaran yang sering terjadi di Kota Denpasar, ternyata masih menyimpan sejumlah persoalan dalam fasilitas pemadaman yang dilakukan personil Petugas Pemadam Kebakaran Kota Denpasar. Salah satunya, keberadaan Hydrant yang sebagian besar tidak berfungsi.

Berdasarkan data, Pemkot Denpasar awalnya memiliki 90 pilar hydrant, namun setelah BPBD dan Dinas Damkar terpisah secara kelembagaan, hanya ada 43 hydrant yang berfungsi, itupun tidak semua hydrant memiliki debit air yang besar. Sisanya, hydrant tidak bisa digunakan, tatkala terjadi peristiwa kebakaran.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Denpasar I Made Tirana, Kamis (6/11) mengatakan, 43 hydrant bisa terpakai namun terbatas debit airnya.

Baca juga:  Dinilai Sudah Aman, Warga di KRB III Gunung Agung Bawa Sapi Pulang

“Ada beberapa titik yang debit airnya standar, ada yang debit airnya besar sehingga tidak terpengaruh dengan pemakaian masyarakat atau RT,” ujarnya.

Adapun lokasi hydrant yang memiliki debit air besar sehingga hanya butuh waktu 3-4 menit mengisi satu armada, yaitu ada di depan Jayasabha, Kodam, Apotek Anugerah jalan Pattimura, dan Bundaran Renon.

“Kita mencari pipa yang besar, jadi tidak sembarangan kita pasang hydrant,” tandasnya.

Menurutnya, masing-masing desa atau kelurahan telah memiliki pilar hydran namun debit air mengikuti tingkat pemakaian di sekitarnya.

“Kita bisa pakai tapi agak lama mengisinya. Ketika jam tertentu penggunaan air bersamaan dengan rumah tangga menyebabkan debit air kecil karena pipa air jadi satu dengan pipa yang mengalir ke rumah tangga, tidak ada yang khusus untuk hydrant,” jelasnya.

Baca juga:  Pura Paibon Terbakar Gara-gara Api Pembakaran Sisa Kayu

Dengan kondisi hydrant tersebut, maka ketika terjadi kebakaran, armada yang diturunkan sebanyak 6, maka armada tersebut menyebar dalam pengisian air.

“Jika terjadi kebakaran, tim menyebar , tidak hanya di satu lokasi saja mencari air (hydrant), ada yang ngambil di Jalan Maruti, depan Jaya Aabha, tujuannya untuk mempercepat pengisian,” ujarnya.

Sumber air lain yang bisa digunakan adalah air kolam renang, sementara sumber air dari sungai diakui belum berani diambil karena khawatir armada rusak mengingat perawatan mesin armada cukup mahal.

Baca juga:  Tingkatkan Pelayanan Pelanggan lewat Sahabat PLN

Sementara itu, anggota DPRD Denpasar Suteja Kumara, Selasa (4/11) mengatakan, dari data yang sudah ditelusuri BPBD, ada 7-8 pilar hydrant di setiap desa/keluraha namun tidak bisa berfungsi.

Sehingga ketika terjadi kebakaran di Densel atau Denut, mengambil air di depan Jaya Sabha. “Padahal setiap desa kelurahan, ada 7-8 pilar hydrant,” ujarnya

Akan tetapi, dikatakannya, permasalahan tersebut mulai terselesaikan dengan baik sehingga nantinya setiap desa memiliki 6-8 pilar hydrant. “Sehingga jarak pendek bisa mengambil air dan mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)

 

BAGIKAN