Kapolres Jembrana mengecek perangkat personil dalam apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi di Jembrana, Rabu (5/11). (BP/Olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Upaya menghadapi potensi bencana hidrometeorologi di Kabupaten Jembrana terus diperkuat. Sebanyak 481 personel gabungan dari unsur TNI, Polri, BPBD, serta berbagai instansi terkait dikerahkan dalam apel kesiapsiagaan yang digelar di halaman belakang GOR Kresna Jvara, Kelurahan Dauhwaru, Rabu (5/11).

Apel yang dipimpin Kapolres Jembrana, AKBP Kadek Citra Dewi Suparwati tersebut menjadi langkah awal menghadapi potensi cuaca ekstrem yang kerap melanda wilayah Jembrana. Sejumlah langkah mitigasi dilakukan namun ada beberapa penyebab banjir yang mesti dilakukan penanganan. Salah satunya sedimentasi beberapa aliran sungai di Jembrana.

Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra, seusai apel mengungkapkan masih banyaknya aliran sungai di Jembrana yang mengalami sedimentasi. Kondisi tersebut dinilai menjadi faktor utama pemicu banjir bandang ketika curah hujan tinggi.

Baca juga:  Normalisasi Tukad Badung, Pengerukan hingga Kedalaman 2 Meter

“Banyak sungai yang mengalami pendangkalan karena endapan lumpur dan material. Jika tidak segera dinormalisasi, air akan meluap saat hujan deras,” ungkap Agus.

Pihaknya telah berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) untuk melakukan pengerukan di sejumlah titik, termasuk Sungai Remojo di Desa Kaliakah. Namun karena kewenangan berada di BWS, proses penanganan menunggu tindak lanjut dari pusat.

“Kami terus berkomunikasi dengan BWS agar percepatan normalisasi bisa dilakukan, karena kondisi beberapa sungai sudah kritis,” ujarnya.

Selain itu, Agus juga mengungkapkan fenomena cuaca yang tidak menentu beberapa bulan terakhir. Hujan yang turun hanya di daerah pegunungan sering kali menyebabkan luapan air tanpa terpantau di wilayah perkotaan. “Kondisi seperti ini perlu diwaspadai karena bisa memicu banjir mendadak,” tandasnya.

Baca juga:  Kesepakatan Baru WWF ke-10 di Bali, Pengelolaan Wilayah Sungai Dukung SDGs

Siapkan Dapur Umum

Kapolres Jembrana, AKBP Kadek Citra Dewi Suparwati, mengatakan kesiapan personel dan sarana pendukung sudah dimaksimalkan.

“Sebanyak 481 personil telah kami siapkan di seluruh wilayah Jembrana. Pemeriksaan peralatan, kendaraan, hingga sarana penyelamatan darat dan laut juga sudah dilakukan,” ujarnya.

Untuk mendukung kebutuhan di lapangan, sejumlah dapur lapangan juga telah disiapkan. Tiga unit mobil dapur dengan kapasitas total 2.800 porsi disiagakan untuk kebutuhan tanggap darurat, masing-masing milik Polres Jembrana, Brimob Batalyon Gilimanuk, dan Dinas Sosial.

Baca juga:  Diusulkan, Tanggap Darurat Bencana Masuk Kurikulum

Meski demikian, Kapolres mengakui masih ada sejumlah kekurangan pada peralatan penting, terutama perahu karet yang dibutuhkan dalam penanganan banjir. “Perahu karet masih kurang, padahal saat banjir besar beberapa waktu lalu hampir seluruh wilayah terdampak. Kekurangan ini akan kami koordinasikan lintas instansi,” katanya.

Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna, yang hadir dalam kegiatan tersebut, menegaskan pentingnya langkah mitigasi bencana secara berkelanjutan. Ia menyebutkan, pendataan dan pemetaan wilayah rawan terus diperbarui agar evakuasi dapat dilakukan lebih dini.

“Sistem peringatan dini harus diperkuat, supaya masyarakat punya waktu untuk menyelamatkan diri dan kerugian bisa diminimalkan,” jelasnya. (surya dharma/balipost)

 

BAGIKAN