Seorang warga sedang memasukkan token listrik rumahnya di Badung. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Panas terik yang melanda Pulau Bali dalam sebulan terakhir mendorong lonjakan penggunaan alat elektronik rumah tangga seperti pendingin ruangan (AC) dan kipas angin. Dampaknya, konsumsi listrik di wilayah ini mengalami peningkatan signifikan.

Berdasarkan data dari PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali, beban puncak kelistrikan di Bali pada Oktober 2025 tercatat mencapai 1.268 megawatt (MW). Angka ini melampaui rekor beban puncak tertinggi sebelumnya sebesar 1.189 MW yang pernah terjadi pada tahun ini.

Baca juga:  Wacana Jadikan Gunung Kawasan Suci Tuai Kekecewaan Pemandu Pendakian Gunung Agung

Peningkatan ini mencerminkan kebutuhan listrik yang meningkat tajam, terutama dari sektor rumah tangga dan perkantoran yang mengandalkan peralatan pendingin ruangan untuk kenyamanan selama musim panas.

Manajer Komunikasi PLN UID Bali, I Wayan Eka Susana, saat dikonfirmasi Rabu (22/10), menjelaskan bahwa suhu udara yang lebih panas dibandingkan bulan-bulan sebelumnya menjadi salah satu faktor utama meningkatnya konsumsi listrik. Ia menambahkan, pemakaian AC meningkat signifikan dalam beberapa minggu terakhir. “Beban puncak tertinggi itu tercatat pada 15 Oktober dengan beban puncak mencapai 1.268 MW,” ujarnya.

Baca juga:  Gabung Timnas, Spaso Tunggu Kedatangan Ibu

Ia menjelaskan lebih lanjut, saat ini daya mampu sistem kelistrikan di Bali mencapai 1.428 MW. Daya ini dipasok dari beberapa pembangkit listrik utama yang tersebar di sejumlah wilayah, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang, Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Pesanggaran, PLTU Pemaron, serta PLTG Gilimanuk. Selain itu, suplai tambahan juga datang melalui jaringan transmisi interkoneksi dari Jawa ke Bali.

Baca juga:  Curi Kartu ATM Mantan Pacar, Pelaku Kuras Tabungan Korban hingga Puluhan Juta

Kondisi ini menunjukkan sistem kelistrikan di Bali masih dalam kondisi aman dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat meskipun terjadi lonjakan permintaan. Namun demikian, PLN terus memantau secara berkala kondisi beban puncak dan pasokan energi, guna memastikan kestabilan sistem serta mengantisipasi potensi gangguan yang dapat terjadi akibat permintaan listrik yang tinggi. (Widiastuti/bisnisbali)

BAGIKAN