Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara (BP/istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Denpasar salah satu kota terpadat di Indonesia. Rasio kepadatan penduduknya mencapai lebih dari 6.000 jiwa per km2. Dengan kepadatan tersebut, Denpasar harus mengelola data kependudukannya dengan akurat.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Denpasar, Andri Yudhi Supriadi, Selasa (14/10) mengatakan, tahun 2025, penduduk Denpasar diproyeksikan mencapai 762 ribu jiwa, meningkat 7 ribu jiwa dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan luas wilayah hanya 125 km per segi, kepadatan penduduk Denpasar mencapai lebih dari 6.000 jiwa per km persegi. “Denpasar adalah kota yang terus bergerak, dan tumbuh dinamis,” ujarnya.

Baca juga:  PT Astana, Anak Perusahaan GENT Resmikan Pembangunan Fontaine Vitale

Hal ini menjadikan Denpasar menjadi salah satu wilayah yang paling padat di Indonesia. Sekaligus menandakan tingginya daya tarik ekonomi dan sosial Denpasar. “Kita menjadi magnet pertumbuhan migrasi dan peluang yang tercermin dari dominasi penduduk berusia produktif yang mencapai 72,30 persen,” ujarnya.

Di sisi lain, kondisi ini menuntut untuk menata ruang infrasruktur dan data kependidikan secara terpadu dan teruji.

Sementara Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara mengatakan, Denpasar merupakan kota yang terbuka dan diakui Denpasar maju karena semua masyarakat yang tinggal di Denpasar. Pergerakan ekonomi Denpasar dan pembangunan yang dilakukan berkat dukungan masyarakat yang tidak hanya ber-KTP Denpasar, tapi non Denpasar. “Ada sisi positif dan sisi negatifnya,” ujarnya.

Baca juga:  Oknum Satpol PP Pungli Akan Dinonjobkan

Kepadatan penduduk mencapai 6.000 jiwa per km persegi telah menjadikan Denpasar salah satu kota terpadat di Indonesia. “Namun sebagai pusat ibu kota provinsi, kita harus mengelola kota ini dengan baik. Kita tidak bisa melarang orang datang dan bekerja tapi kita bisa menjaga kota ini salah satunya lewat pemanfaatan data terpadu dan akurat, misalnya ada kejadian bencana, kita bisa cepat memberikan informasi,” ujarnya.

Baca juga:  Konflik Rusia-Ukraina, Penduduk Dunia Rentan Hadapi 3 Krisis Global

Untuk itu, menurutnya data adalah kunci pintu utama meningkatkan pelayanan dan pertimbangan mengeluarkan suatu kebijakan. (Citta Maya/balipost)

 

BAGIKAN