Anggota DPD RI, IB Rai Dharmawijaya Mantra saat melalakukan peninjaun SPPG MBG di Sidakarya Denpasar, Rabu (8/10). (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Denpasar telah berlangsung sejak Maret lalu. Anggota DPD RI Komite III Perwakilan Bali, Ida Bagus Rai Dharmawijaya menyoroti terkait sanitasi dan gaji karyawan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) MBG di Denpasar yang dinilai masih kurang.

Hal tersebut terungkap saat kunjungan yang dilakukan di SPPG Sidakarya pada Rabu (8/10).

Ia mengatakan, sanitasi di SPPG MBG ini belum bagus. Di samping itu, ia juga mengaku menerima pengaduan terkait banyaknya karyawan SPPG yang keluar masuk akibat gaji masih di bawah UMR.

Menurutnya diperlukan tata kelola yang lebih baik ke depannya. Selain itu, evaluasi berjangka sangat diperlukan termasuk pengawasan yang melekat hingga tingkat sekolah.

Terkait masalah sanitasi, menurutnya sangat perlu dan urgent untuk diperbaiki oleh pengelola. Terlebih SPPG di Sidakarya ini melayani sebanyak 3.800 siswa sehingga jangan sampai terjadi keracunan, seperti di luar Bali.

Baca juga:  Puluhan Siswa di Sukoharjo Keracunan Usai MBG, BGN Perketat SOP

Sementara terkait gaji di bawah UMR, Rai Mantra mengaku akan membawa aspirasi tersebut ke pusat. “Jelas akan saya bawa. Jangan sampai di daerah dibuat pusing. Harus memenuhi sumber daya yang seimbang. Kalau satu sumber daya tidak terpenuhi, pasti ada yang tidak berjalan baik,” paparnya.

Hingga kini, Rai Mantra mengaku baru menerima laporan dari Buleleng terkait dengan menu MBG yang sempat ramai di media sosial, selain itu belum ada kendala lain untuk pelaksanaan MBG di Bali.

Demikian terkait kasus keracunan, Rai Mantra menyebut di negara maju seperti Jepang dan Eropa pada program yang sama juga masih ditemukan incidence rate. Namun kejadiannya masih di bawah satu persen, sementara di Indonesia sudah lima persen.

Baca juga:  Sosialisasikan GPN, Ini Dilakukan Perbankan Bali

“Tapi maklum saja, ini kan baru mulai sehingga untuk mencapai 1 persen apalagi nol perlu hal-hal atau ekosistem yang ditentukan negara sehingga geraknya bagus untuk menekan insiden rate ini,” paparnya.

Kadis Pendidikan Kota Denpasar, AA Gde Wiratama mengatakan, selama ini makanan yang disediakan sesuai dengan jumlah siswa. Sehingga pengecekan hanya bisa dilakukan secara manual dengan pengamatan saja.

Ia berharap di setiap sekolah ada tester sehingga rasa juga bisa dipantau bukan hanya dari tampilan luar. Pihaknya juga sempat menemukan menu nasi goreng dengan semangka yang layu.

“Karena nasi gorengnya masih panas dan buahnya semangka, sehingga terlihat seperti bonyok dia. Saya hubungi SPPG untuk mengganti buahnya. Harusnya kalau makanan panas, pakai buah berkulit seperti jeruk,” paparnya.

Baca juga:  Kasus Remaja Curi Motor Diproses Polsek Hingga Polres

Sementara itu, Korwil Denpasar Badan Gizi Nasional (BGN), Rio Danar Satria Pratama mengatakan penyaluran BGN di Denpasar masih lancar. “Kendalanya cuma karyawan yang keluar masuk. Terkait gaji itu nanti akan berkoordinasi dengan pusat agar sesuai UMR,” paparnya.

Namun ia menolak menyebutkan besaran gaji karyawan yang disebutkan di bawah UMR tersebut.

Untuk keluhan,  pihaknya pun hanya menerima terkait sayur yang berisi ulat. Namun menurutnya hal itu sebagai penanda jika sayurnya organik.

Sampai saat ini, di Denpasar sudah beroperasi sebanyak 9 SPPG. Selain itu, jumlah sekolah penerima BGN dari jenjang TK/PAUD hingga SMA/K sebanyak 40 sekolah dengan jumlah sekitar 20 ribuan siswa. (Widiastuti/bisnisbali)

BAGIKAN