Salah Satu Kegiatan MBG di Madrasah di Kota Singaraja. (BP/Yud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Program makan bergizi gratis (MBG) untuk peserta didik di Kabupaten Buleleng baru mampu menjangkau sekitar 20 persen dari total siswa di seluruh jenjang.

Dari 110 ribu anak sekolah yang ada, baru 27 ribu siswa di berbagai satuan pendidikan yang terlayani. Meski begitu, Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng memastikan layanan yang berjalan sudah dikelola dengan baik.

Kepala Disdikpora Buleleng, Dewa Made Sudiarta, Senin (22/9), menyampaikan bahwa pelaksanaan program ini melibatkan 10 Satuan Penyedia Pangan (SPP) yang dirancang bertahap menjadi 13 Satuan Penyedia Pangan Bergizi (SPPG). Para penyedia ini, kata dia, telah siap memasok makanan dengan standar mutu yang terjaga.

Baca juga:  Program Vaksin Covid-19 Tembus 100 Juta Dosis

“SPPG ini sudah siap melayani anak-anak. Kami apresiasi karena mereka mampu mengelola dengan baik, terutama dari sisi ketepatan jumlah makanan, distribusi yang lancar, serta kualitas penyajian hingga sampai ke siswa,” jelasnya.

Menurut Sudiarta, selama ini komunikasi antara pihak penyedia, sekolah, dan orang tua murid juga terus dijaga. Hal itu penting agar orang tua mengetahui menu dan gizi makanan yang dikonsumsi anak-anak, sekaligus memastikan mutu serta manfaat yang diterima.

Baca juga:  PemenKopUKM Untuk Tingkatkan Tata Kelola Bisnis Koperasi

Meski baru menjangkau 20 persen, ia menegaskan bahwa perluasan layanan akan dilakukan secara bertahap. “Kalau dipaksakan cepat tapi tidak siap, justru bisa menimbulkan persoalan. Karena itu kami tekankan kesiapan dari hulu ke hilir mulai produksi, distribusi, hingga tempat penerimaan makanan di sekolah harus baik dan higienis, supaya tidak cepat basi,” imbuhnya.

Terkait kendala, Sudiarta mengakui ada beberapa catatan, seperti pemahaman masyarakat terhadap variasi menu yang masih terbatas. Selain itu, ada sejumlah SPPG yang terpaksa dihentikan karena dinilai belum maksimal dalam melayani siswa. “Ada penyedia yang melayani di bawah 4.000 porsi dan tidak memberikan pelayanan sesuai standar. Itu langsung kita evaluasi,” tegasnya.

Baca juga:  Menkeu Ungkap Total Anggaran Makan Bergizi Gratis Capai Rp71 Triliun

Ia menambahkan, jika tata kelola program ini konsisten dijalankan, maka tujuan utama menyediakan asupan gizi seimbang bagi anak-anak sekolah akan tercapai. “Kami ingin anak-anak tumbuh sehat, cerdas, dan bisa menjadi generasi emas di masa depan,” pungkasnya. (Yudha/Balipost)

 

 

 

 

BAGIKAN