
AMLAPURA, BALIPOST.com – Banjir yang melanda Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, memaksa puluhan kepala kelurga (KK) mengungsi ke rumah saudara atau kerabat terdekat untuk sementara waktu.
Warga terpaksa mengungsi karena rumah mereka terendam banjir akibat meluapnya air sungai yang ada di wilayah setempat.
Kalaksa BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, Kamis (11/9) mengungkapkan, selain mengakibatkan tanah longsor, akses jalan rusak dan putus, serta pohon tumbang di sejumlah titik, hujan deras juga mengakibatkan banjir di Desa Antiga, Manggis. Kondisi tersebut, memaksa puluhan warga setempat harus mengungsi sementara waktu.
“Ada sebanyak 37 KK yang mengungsi ke rumah saudara dan kerabat dekat akibat rumah meraka terendam banjir. Saat ini air masih merendam rumah warga. Banjir ini disebabkan akibat meluapnya air sungai yang ada di wilayah tersebut,” ujar Arimbawa.
Arimbawa mengatakan, pihaknya akan menyerahkan bantuan kepada warga yang mengungsi tersebut. Bantuan ini yang diberikan ini dari pihak ketiga atau dunia usaha. “Bantuan logistik ini kita prioritaskan dulu kepada warga yang mengungsi,” katanya.
Arimbawa juga bakal memberikan tandon air unruk menampung air bersih, karena di cubang atau sumur warga kemasukan banjir.
Menurut Arimbawa, untuk penanganan pascabencana masih terus dilakukan oleh personel BPBD Karangasem bersama dengan masyatakat dan instasi terkait yang lainnya. Saat ini, pihaknya fokus melakukan penanganan bencana longsor yang menutupi akses jalan kabupaten.
“Kalau pohon tumbang, sudah ditangani kemarin, sekarang ini kita akan lakukan pembersihan material longsor yang menerjang jalan-jalan kabupaten. Sehingga jalan bisa dilalui, agar akses lalu lintas bisa kembali normal,” jelasnya.
Dia menjelaskan, atas kejadian bencana banjir yang melanda Desa Antiga tersebut, nantinya pihaknya bakal mengkoordinasikan dengan pihak BWS terkait kajian atau langkah apan yang diambil untuk mengatasi persoalan ini.
Apakah nantinya akan dilakukan normalisasi aliran sungai atau langkah yang lainnya. “Nanti usulan ini kita sampaikan lewat Dinas PUPR Karangasem, dari PUPR yang mengusulkan kajian tersebut,” imbuhnya.
Disinggung apakah Karangasem tidak menetapkan status Tanggap Darurat Bencana, Arimbawa menegaskan, kalau sampai saat ini pihaknya belum ada menetapkan status tanggap darurat bencana atas kejadian tersebut. “Belum ada, karena bencana masih bisa kita atensi. Tapi, nanti kita akan gelar rapat, jadi kita tunggu hasil rapatnya nanti seperti apa,” tandas Arimbawa. (Eka Parananda/balipost)