
TABANAN, BALIPOST.com – Jaringan irigasi di sebagian besar subak di Kabupaten Tabanan dinilai perlu direhabilitasi untuk menjaga produktivitas lahan sawah.
Data Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Tabanan, menyebutkan ada 26 titik yang diusulkan untuk perbaikan di tahun 2026.
Seperti yang disampaikan Sekretaris Dinas Pertanian Tabanan, drh. Made Arya Putra, dalam rapat kerja Komisi II DPRD Tabanan. Dengan luas sawah mencapai 19.381 hektar, Tabanan yang dikenal sebagai lumbung beras Bali tengah berupaya menggenjot produktivitas pertanian guna mendukung percepatan swasembada pangan nasional. Selain program intensifikasi pertanian, rehabilitasi jaringan irigasi juga menjadi kegiatan prioritas mengingat sebagian besar kondisinya sudah tidak layak.
“Sebagian besar jaringan irigasi di subak perlu direhabilitasi. Kami sudah mengusulkan perbaikan ke pusat, khususnya saluran irigasi tersier. Pada 2026, sesuai Inpres Nomor 1 Tahun 2025, penanganannya akan dilakukan Kementerian PUPR. Tugas kami adalah memastikan koordinasi, identifikasi lokasi, dan menghindari tumpang tindih program antar kementerian,” jelasnya, Rabu (3/9).
Selain perbaikan infrastruktur, Dinas Pertanian juga mendorong peningkatan produktivitas melalui distribusi bibit dan benih unggul, dengan pengawasan dan evaluasi ketat di masing-masing subak. Tantangan di lapangan seperti perubahan iklim dan serangan hama tikus juga menjadi perhatian serius. “Kami sudah berkoordinasi dengan pemerintah provinsi untuk penanganan cepat dan efektif,” tambahnya.
Selain itu, sektor pertanian Tabanan juga masih menghadapi tantangan lain, yaitu keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM). Kebijakan Inpres Nomor 3 Tahun 2025 yang menarik Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) ke pusat membuat koordinasi di tingkat lapangan semakin sulit. “PPL adalah garda terdepan kami. Tanpa mereka, pengawalan ke petani menjadi tidak maksimal. Kami akan terus berkoordinasi agar pendampingan tetap berjalan,” tegas Arya.
Di tempat terpisah, Kabid SDA Irigasi Dinas PUPR Kabupaten Tabanan, I Gusti Made Wira Ariadi, membenarkan jika memang ada sejumlah titik jaringan daerah irigasi yang perlu dilakukan rehabilitasi. Dari data yang dihimpun, setidaknya ada sekitar 26 titik yang diusulkan untuk kegiatan rehabilitasi jaringan daerah irigasi di 2026. Tentunya dengan ketersediaan anggaran yang dimiliki pemerintah daerah, perbaikan nantinya akan menggunakan skala prioritas.
Meski dihadapi berbagai kendala, Dinas Pertanian tetap optimistis akan mengembangkan pertanian organik melalui program sekolah lapangan yang dijadwalkan berlangsung di sejumlah subak. “Harapan kami, keamanan pangan tetap terjamin dan Tabanan bisa mempertahankan surplus produksinya, sehingga identitas sebagai lumbung beras Bali tetap terjaga,” pungkasnya. (Dewi Puspitawati/balipost)