
DENPASAR, BALIPOST.com – Bali, sebagai salah satu destinasi wisata terpopuler di Indonesia, tidak hanya dikenal dengan keindahan alam dan budaya yang kaya, tetapi juga memiliki dinamika ekonomi yang cukup menarik.
Salah satu sektor yang penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali adalah kebutuhan pangan, dengan beras sebagai komoditas utama yang dikonsumsi oleh hampir seluruh lapisan masyarakat.
Harga beras di Bali cenderung mengalami fluktuasi yang cukup signifikan dari waktu ke waktu. Sebagai daerah yang bergantung pada sektor pariwisata dan agrikultur, Bali sering kali terpengaruh oleh berbagai faktor eksternal maupun internal yang dapat memengaruhi harga beras.
Misalnya, musim panen, kebijakan pemerintah, hingga pasokan yang dipengaruhi oleh kondisi iklim.
Pada umumnya, harga beras di Bali dipengaruhi oleh dua faktor utama: musim panen dan permintaan pasar.
Ketika musim panen tiba, harga beras akan cenderung turun karena pasokan yang melimpah. Namun, pada saat terjadi kekeringan atau gagal panen, harga beras bisa melambung tinggi karena terbatasnya stok.
Saat ini, harga beras di Bali berkisar antara Rp10.000 hingga Rp15.000 per kilogram untuk jenis beras medium.
Harga ini tentu berbeda untuk berbagai jenis beras, seperti beras premium atau organik, yang bisa mencapai harga lebih tinggi, yakni sekitar Rp20.000 hingga Rp30.000 per kilogram.
Di pasar tradisional, harga cenderung lebih murah dibandingkan dengan harga di supermarket atau toko-toko modern.
Namun, perlu dicatat harga beras di Bali juga sangat dipengaruhi oleh faktor distribusi. Banyak beras yang didatangkan dari luar Bali, terutama dari Pulau Jawa, sehingga biaya transportasi juga berpengaruh terhadap harga jual di pasaran.
Untuk itu, beberapa faktor yang mempengaruhi harga beras di Bali:
- Musim Tanam dan Panen
- Kebijakan Pemerintah
- Permintaan Wisatawan
- Faktor Distribusi dan Logistik
Melihat faktor-faktor yang memengaruhi harga beras di Bali, prospek harga beras ke depan akan sangat dipengaruhi oleh stabilitas pasokan dan permintaan.
Pemerintah daerah dan nasional harus terus memperhatikan kondisi pertanian di Bali agar harga beras tidak mengalami lonjakan yang merugikan masyarakat.
Selain itu, kebijakan yang mendukung kesejahteraan petani lokal sangat diperlukan agar produksi beras di Bali dapat mencukupi kebutuhan konsumsi di pulau tersebut.
Secara keseluruhan, meski harga beras di Bali cenderung stabil, namun fluktuasi harga tetap menjadi hal yang wajar dalam sektor pangan.
Pemahaman terhadap faktor-faktor yang memengaruhi harga beras ini penting untuk membantu masyarakat, baik konsumen maupun produsen, dalam merencanakan kebutuhan pangan mereka.
Berikut rincian harga di pasar tradisional menurut data Sigapura Bali pada Kamis, 21 Agustus 2025:
Beras Medium I:
1. Kabupaten Jembrana Rp14.860/kilogram
2. Kabupaten Tabanan Rp15.056/kilogram
3. Kabupaten Badung Rp15.317/kilogram
4. Kabupaten Gianyar Rp14.500/kilogram
5. Kabupaten Klungkung Rp14.200/ kilogram
6. Kabupaten Bangli Rp15.000/kilogram
7. Kabupaten Karangasem Rp14.500/kilogram
8. Kabupaten Buleleng Rp15.000/kilogram
9. Kota Denpasar Rp15.333/kilogram
Beras Premium:
1. Kabupaten Jembrana, Harga : Rp17.040 per Kg
2. Kabupaten Tabanan, Harga : Rp16.750 per Kg
3. Kabupaten Badung, Harga : Rp16.400 per Kg
4. Kabupaten Gianyar, Harga : Rp15.250 per Kg
5. Kabupaten Klungkung, Harga : Rp16.200 per Kg
6. Kabupaten Bangli, Harga : Rp16.000 per Kg
7. Kabupaten Karangasem, Harga : Rp16.167 per Kg
8. Kabupaten Buleleng, Harga : Rp15.000 per Kg
9. Kota Denpasar, Harga : Rp16.600 per Kg
Beras Super I:
1. Kabupaten Jembrana, Harga : Rp16.100 per Kg
2. Kabupaten Gianyar, Harga : Rp15.250 per Kg
3. Kabupaten Buleleng, Harga : Rp17.000 per Kg
Beras Medium (Beras SPHP):
1. Kabupaten Badung, Harga : Rp12.000 per Kg
2. Kabupaten Gianyar, Harga : Rp12.000 per Kg
3. Kabupaten Buleleng, Harga : Rp11.400 per Kg
4. Kota Denpasar, Harga : Rp12.500 per Kg
(Pramana Wijaya/balipost)