
KUPANG, BALIPOST.com – Prada Lucky Chepril Saprutra Namo, prajurit TNI yang meninggal diduga akibat penganiayaan seniornya dimakamkan secara militer di TPU Kapadala, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sabtu (9/8).
Proses pemakaman diawali dengan ibadah bersama yang berlangsung sekitar dua jam yang dihadiri oleh ribuan pelayat hadir dalam upacara pemakaman tersebut.
Tangis keluarga menggema usai ibadah pemakaman berlangsung. Ayah dan ibu, kaka dan keluarga dekat lainnya masih belum menerima kepergian Prada Lucky yang meninggal dunia karena diduga dianiaya oleh seniornya.
“Mama belum terima nak, mama tidak terima kamu pergi seperti ini,” teriak Sepriana Paulina Mirpey ibu dari almarhum Prada Lucky Namo dikutip dari Kantor Berita Antara.
Tak berselang lama sekitar 30 menitan, upacara penyerahan jenazah secara kedinasan dilakukan, dengan dilakukan upacara dengan inspektur upacara Kas Brigif Letkol Bayu Sigit Dwi Untorodi di depan rumah duka.
Proses pemakaman yang dilakukan dengan tembakan salvo oleh sejumlah prajurit TNI dari Kodim Kupang dan Brigif Komodo.
Lebih lanjut ayah dari almarhum Prada Lucky, Sersan Mayor Christian Namo mengatakan walaupun anaknya dimakamkan pada Sabtu (9/8) hari ini, namun proses hukum terhadap para pelaku penganiayaan tetap harus berjalan.
“Kami ingin ini diungkap seadil adilnya, kami ingin para pelaku dihukum sesuai dengan aturan yang berlaku,” ujarnya.
Christian Namo sempat kalut dan emosi saat jenazah anaknya tiba di Kupang pada Kamis (7/8) lalu. Dia marah sejadi-jadinya kala itu.
Kekesalannya semakin memuncak saat dua RS di Kupang menolak untuk mengautopsi jenazah anaknya.
Dia sempat mengeluarkan kalimat-kalimat yang keras, dan juga menyebut nama Presiden RI Prabowo Subianto untuk meminta keadilan atas anaknya. (kmb/balipost)