
DENPASAR, BALIPOST.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah mengkaji beberapa alternatif guna mengurangi kemacetan di Bali. Salah satunya adalah penerapan water taxi dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menuju destinasi wisata Canggu.
Terkait hal ini, Kadishub Bali Samsi Gunarta mengatakan Dishub Bali mendukung Kemenhub dan ASDP terkait kajian penerapan water taxi ini. Menurutnya, kehadiran water taxi akan menjadi salah satu alternatif layanan guna mempercepat perjalanan penumpang dari Bandara Internasional Ngurah Rai menuju Kawasan Canggu. Sebab, jalur ini sangat macet yang bisa memakan waktu tempuh 1,5-2 jam. Sehingga, dengan water taxi ini perjalanan hanya 15-20 menit. “Kita support ke Kemenhub dan ASDP,” ujar Samsi Gunarta, Jumat (8/8).
Samsi mengungkapkan bahwa layanan water taxi ini sedang dalam tahap kajian. Termasuk pembangunan pelabuhannya. Kendati demikian, dikatakan Kemenhub meminta agar layanan water taxi ini mulai beroperasi akhir tahun 2025. “Permintaan Pak Menteri Perhubungan akhir tahun ini. Lokasi Pelabuhan masih dikaji,” tandasnya.
Sambutan yang baik mengenai water taxi ini juga datang dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Provinsi Bali. Ketua MTI Bali, Rai Ridharta, menilai keberadaan water taxi dapat menambah variasi layanan transportasi untuk masyarakat.
Dikatakan, keberadaan water taxi ini dimaksudkan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di darat untuk penumpang bandara yang melintasi rute bandara – Canggu yang selama ini macet parah. Wisatawan akan memiliki banyak pilihan dalam menggunakan transportasi ketika turun di Bandara. Baik menggunakan jalur darat, rel dengan adanya subway, maupun lewat jalur laut melalui water taxi.
Sementara itu, Pengamat Tata Ruang dari Universitas Warmadewa (Unwar), Prof. Putu Rumawan Salain, mengapresiasi niat dari pemerintah pusat untuk membangun jejaring water taxi di Pulau Dewata. Rumawan menyoroti pesatnya pembangunan di Bali, khususnya di bidang pariwisata yang menjadi salah satu pemantik terjadinya kemacetan di lini-lini jalan Bali bagian selatan. Ide yang dicetuskan AHY tersebut dianggap dapat menjadi angin segar bagi kelancaran transportasi Bali.
Dari konsepnya sendiri, Rumawan melihat potensi transit dan integrasi transportasi yang ditawarkan oleh water taxi. Berkaca dari sisi transit, pengelola water taxi dapat mempertimbangkan untuk membuat sebuah rute panjang dengan titik-titik untuk menurunkan penumpang.
Sebelumnya, Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Sesditjen Hubla) Kemenhub, Lollan Panjaitan mengungkapkan, pihaknya akan mengakselerasi rencana water taxi tersebut agar bisa segera direalisasikan. Selain itu, Lollan juga menyatakan pihaknya siap mendukung perizinan di lembaga lain seperti izin lingkungan dan izin pemanfaatan ruang laut.
Meski begitu, Lollan mengatakan saat ini diperlukan kajian komprehensif terkait tiga hal seperti teknis, ekonomis, dan sosial budaya sebelum pembangunan water taxi dari Bandara I Gusti Ngurah Rai menuju Canggu.
Menurut Lollan, ketiga hal itu saling berkaitan satu sama lain sehingga diperlukan kajian lebih dalam soal pembangunan sarana water taxi di Bali.
Lebih lanjut Lollan menjelaskan, hal lain yang tidak kalah penting dalam kajian pembangunan sarana water taxi adalah dari sisi sosial budaya.
Untuk diketahui, Bali dikenal sebagai wilayah masih kental dengan budaya-budayanya sehingga perlu kehati-hatian dalam pembangunan di Pulau Dewata.
Ada pun saat ini Kemenhub dan beberapa kementerian serta lembaga lain tengah melakukan sejumlah rangkaian seperti survei, analisa teknis, feasible studies (FS), dan detail design pembangunan water taxi Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ke Canggu. (Ketut Winata/balipost)